Kamis 05 Sep 2019 21:13 WIB

Kecelakaan Kereta di Dekat Tokyo: 1 Meninggal, 34 Cedera

Kereta Keikyu Express bertabrakan dengan truk pengangkut jeruk di Tokyo pada Kamis.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
Kereta Keikyu Express tampak keluar dari relnya setelah menghantam truk di Yokohama, dekat Tokyo, Kamis (5/9).
Foto: AP
Kereta Keikyu Express tampak keluar dari relnya setelah menghantam truk di Yokohama, dekat Tokyo, Kamis (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Satu orang meninggal dan sedikitnya 34 orang cedera setelah sebuah truk dan kereta ekspres yang mengangkut sekitar 500 orang bertabrakan di kota Yokohama, dekat Tokyo, Jepang, Kamis (5/9). Kecelakaan itumenghentikan layanan di jalur kereta api yang sibuk ke Ibu Kota Tokyo.

Akibat insiden tersebut, tiga dari delapan gerbong kereta keluar rel. Sementara itu, gerbong utama terpelintir parah.

Baca Juga

"Kru darurat membawa 30 orang yang terluka ke dalam perawatan, dua di antaranya mengalami cedera serius. Dari mereka yang terluka parah, rumah sakit telah mengkonfirmasi kematian satu orang," kata seorang pejabat pemadam kebakaran dilansir di Channel News Asia, Kamis (5/9).

Sementara itu, truk yang membawa buah hancur di antara kereta api dan dinding dan terbakar segera setelah kecelakaan itu. Jeruk dan lemon yang merupakan barang bawaan truk tampak berserakan di jalur ketika penyelamat tiba di lokasi.

Menurut pemadam kebakaran, korban tewas dikenali sebagai sopir truk nahas tersebut. Sementara itu, seorang wanita terluka parah dan tiga orang lainnya mengalami luka yang tidak begitu parah, dan selebihnya menderita luka-luka yang ringan.

"Suara kaca pecah terdengar kencang sekali," kata seorang penumpang kepada media nasional NHK.

"Saat aku menyadari apa yang terjadi, gerbong itu hancur berantakan."

Menurut perusahaan kereta Keikyu yang mengoperasikan layanan tersebut, masinis mengatakan ia telah menggunakan rem darurat. Akan tetapi, langkah itu terlambat untuk mencegah tabrakan.

photo
Kereta Keikyu Express tampak keluar dari relnya setelah menghantam truk di Yokohama, dekat Tokyo, Kamis (5/9).

Salah satu penumpang mengatakan bahwa dia mendengar peluit kereta bertiup untuk waktu yang cukup lama sebelum dia merasakan tabrakan. Pihak berwenang, termasuk kementerian transportasi, mengatakan mereka sedang menyelidiki penyebabnya tetapi tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut.

"Kecepatan maksimum di sana ditetapkan pada 120 km/j dan kami percaya kereta itu melaju secepat itu," kata juru bicara Keikyu, yang menolak disebutkan namanya, kepada AFP.

"Ada sistem deteksi kelainan di sana untuk keadaan darurat dan kasus-kasus seperti truk macet di persimpangan. Sistem ini masuk dan sinyal alarm berkedip-kedip," ungkap juru bicara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement