REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Koalisi pimpinan Arab Saudi, yang memerangi gerakan al-Houthi dukungan Iran di Yaman menolak laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang dianggapnya subjektif dan bias, Kamis (5/9).
Laporan itu berisi seruan agar pengiriman senjata kepada pihak-pihak yang berkonflik di Yaman dilarang. Laporan yang dirilis pada Kamis menyebutkan Amerika Serikat, Inggris dan Prancis mungkin terlibat dalam kejahatan perang di Yaman dengan mempersenjatai dan memberikan dukungan intelijen serta logistik kepada koalisi, yang menurut laporan secara sengaja membuat warga sipil kelaparan.
Panel penyidik PBB yang menulis laporan tersebut merekomendasikan agar semua negara memberlakukan larangan pengiriman senjata pada mereka yang berperang. Hal itu demi mencegah senjata digunakan untuk melakukan pelanggaran serius.
"Laporan itu didasarkan pada sejumlah asumsi yang tak akurat dari para pakar PBB yang menelanjangi objektivitas dan imparsialitas," bunyi pernyataan yang dipublikasi Kantor Berita Saudi, SPA.
Koalisi menuturkan ke depannya akan memberikan tanggapan hukum yang komprehensif dan rinci. Mereka membantah pernyataan dalam laporan itu koalisi tidak bekerja sama atau memberikan informasi kepada panel.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, pihak-pihak utama dalam koalisi yang memerangi al-Houthi, merupakan dua konsumen senjata terbesar dari Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis. Laporan itu menuding koalisi membunuh warga sipil dalam serangan udara dan sengaja mencegah pemberian makanan bagi para warga sipil, di negara yang menghadapi kelaparan. Koalisi menyebutkan masih secara penuh melakukan operasi militernya berdasarkan peraturan hukum kemanusiaan internasional dan hukum HAM internasional.