REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI — India menandatangani perjanjian dukungan logistik militer dengan Korea Selatan (Korsel) pada Jumat (6/9). Dalam kesepakatan ini, ditetapkan syarat, ketentuan, dan prosedur dasar untuk pemberian dukungan logistik, persediaan, dan layanan timbal balik antara angkatan laut kedua negara.
Perjanjian ini ditandatangi dalam pertemuan bilateral antara Menteri Pertahanan India Rajnath Singh dan Menteri Pertahanan Korsel Jeong Kyeongdoo. Dengan perjanjian ini, kedua negara akan memperdalam kerjasama di bidang pertahanan, seperti yang selama ini terjalin.
"Dua nota kesepahaman untuk pertukaran pertahanan dan pendidikan lebih lanjut dan perpanjangan dukungan logistik untuk masing-masing angkatan laut telah ditandatangani. Perjanjian-perjanjian ini akan membantu meningkatkan kerja sama pertahanan antara India dan Republik Korea," ujar pernyataan Kementerian Pertahanan India dilansir Sputnik, Jumat (6/9).
Dalam pernyataan tersebut, Kementerian Pertahanan India juga mengatakan bahwa menteri dari kedua negara telah bertukar padangan mengenai perkembangan regional dan internasional yang menjadi kepentingan bersama. Para menteri juga mencatat kerjasama pertahanan kedua negara terletak pada kemitraan strategis khusus antara kedua negara.
Sejak 2016, India telah menandatangani perjanjian pembagian logistik militer dengan Amerika Serikat (AS), Prancis, Oman, dan Singapura. Pada Kamis (5/9), India dan Rusia juga sepakat untuk menyiapkan kerangka kerjasama dalam dukungan logistik militer dan mencantumkan beberapa persyaratan pengaturan kelembagaan untuk penyediaan dukungan logistik dan layanan timbal balik untuk angkatan bersenjata.
Setidaknya, 70 persen dari peralatan militer seperti kapal perang, kapal selam, jet tempur dan tank yang digunakan oleh angkatan bersenjata India berasal dari Rusia. Oleh karena itu, diharapkan perjanjian pembagian logistik kedua negara akan memberikan bantuan besar dalam pelayanan peralatan di berbagai lokasi di Rusia.
Awal pekan ini, Kementerian Pertahanan India juga mengkonfirmasi kemajuan yang telah dibuat dengan Jepang pada perjanjian yang sama. Diharapkan bahwa Perjanjian Akuisisi dan Lintas-Layanan (ACSA) untuk meningkatkan secara strategis keamanan bilateral dan kerja sama pertahanan antara kedua negara, yang akan ditandatangani dalam dialog perdana Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan pada akhir tahun ini.
ACSA adalah perjanjian di bidang dukungan logistik militer, yang dimaksudkan untuk memungkinkan angkatan laut kedua negara dalam mendapatkan akses ke pangkalan militer masing-masing.