REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Apple Inc mengkonfirmasi Beijing menganggap kelompok minoritas Muslim Uighur sebagai ancaman keamanan. Apple mengakui dengan menggunakan celah di iPhone, pemerintah Cina menjadikan komunitas Uighur target serangan.
Pernyataan ini sebagai bantahan tuduhan pesaing mereka Alphabet Inc, induk perusahaan Google. Kedua perusahaan raksasa itu memiliki perbedaan pendapat tentang sejak kapan Cina memanfaatkan celah di iPhone untuk mengawasi warga Uighur.
"Pekan lalu Google mempublikasikan sebuah blog tentang kerentanan yang Apple benahi untuk pengguna iOS di bulan Februari, kami mendengar dari konsumen kami yang prihatin dengan sejumlah klaim, dan kami ingin memasstikan semua konsumen kami mengetahui fakta sebenarnya," kata Apple dalam siaran pers yang dirilis pada pada hari Sabtu (7/9)
Pekan lalu, peneliti dari Google Project Zero mengatakan, lima celah di iPhone mengarah pada 'upaya berkelanjutan dalam merentas pengguna masyarakat tertentu setidaknya dalam waktu dua tahun'. Para peneliti di Google tidak menyebutkan masyarakat mana yang menjadi korban.
Tetapi CNN, TechCrunch dan media-media lainnya melaporkan serangan itu ditunjukan untuk mengawasi masyarakat Uighur. Baru-baru ini kantor berita Reuters melaporkan demi memata-matai orang yang berkunjung ke Uighur pemerintah Cina merentas perusahaan-perusahaan telekomunikasi Asia.
"Pertama-tama serangan itu sangat difokuskan, bukan eksploitasi 'massal' iPhone secara meluas seperti yang telah dijelaskan, serangan ini berdampak pada kurang dari selusin situs yang fokus mempublikasikan konten yang berhubungan dengan komunitas Uighur, terlepas dari skala serangannya, kami akan memperhatikan keamanan dan keselamatan para pengguna dengan sangat serius," kata Apple.
Apple mengatakan, bukti menunjukkan serangan terhadap situs-situs itu hanya terjadi dalam dua bulan. Tidak seperti yang dikatakan para peneliti Google yang mengatakan serangan tersebut dilakukan selama dua tahun.
"Unggahan Google, dirilis enam bulan setelah fitur tambahan (patches) iOS dirilis, menciptakan kesan yang salah atas 'eksploitasi massal' untuk 'mengawasi aktivitas privat di seluruh populasi secara real time', menciptakan ketakutan seluruh pengguna iPhone bahwa hal ini telah membahayakan perangkat mereka, hal itu tidak pernah terjadi," tambah Apple.
Google dan Apple pesaing di pasar telepon pintar. Google memiliki Android sementara Apple iOS. Tapi tim peneliti di Google Project Zero fokus menemukan celah dan catat keamanan di semua perangkat lunak dan keras tidak hanya Apple.
"Kedua, semua bukti mengisyaratkan serangan terhadap situs-situs ini yang beroperasi selama periode tertentu, tepatnya du bulan, tidak 'dua tahun' seperti yang diisratkan Google," jelas Apple.
"Kami membenahi kerentanan yang dipertanyakan pada bulan Februari, bekerja dengan sangat cepat untuk mengatasi masalah ini dalam 10 hari sejak kami mempelajarinya, ketika Google mendekati kami, kami sudah siap dalam proses untuk memperbaiki sejumlah bug yang dieksploitasi," tambah mereka.