Sabtu 07 Sep 2019 10:05 WIB

Dua Remaja Palestina Tewas, 38 Luka Ditembak Militer Israel

Kedua remaja bernama Khaled Al-Rabai, berusia 14 tahun dan Ali Al- Ashqar 17 tahun.

[ilustrasi] Pemadam kebakaran Israel memadamkan api yang berasal dari alat pembakar yang diluncurkan dari Jalur Gaza, dekat pagar perbatasan Israel dan Gaza, Rabu, (15/5). Rakyat Palestina menandai peringatan Hari Nakba ke-71 dengan berdemonstrasi di Tepi Barat yang diduduki Israel dan Jalur Gaza.
Foto: AP
[ilustrasi] Pemadam kebakaran Israel memadamkan api yang berasal dari alat pembakar yang diluncurkan dari Jalur Gaza, dekat pagar perbatasan Israel dan Gaza, Rabu, (15/5). Rakyat Palestina menandai peringatan Hari Nakba ke-71 dengan berdemonstrasi di Tepi Barat yang diduduki Israel dan Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA GAZA -- Pasukan Israel menembak dan menewaskan dua remaja Palestina selama aksi protes di sepanjang perbatasan Israel-Gaza pada Jumat (6/9) , demikian dilaporkan pejabat kesehatan Palestina. Keduanya bernama Khaled Al-Rabai, berusia 14 tahun dan Ali Al- Ashqar 17 tahun.

Sementara itu 70 orang lainnya terluka dan 38 di antaranya terkena tembakan langsung, menurut tim medis. Beberapa jam kemudian lima proyektil ditembakkan dari Jalur Gaza ke arah Israel, seperti yang dikonfirmasikan oleh militer Israel setelah sirene peringatan roket berbunyi di perbatasan Israel, yakni Kota Sderot dan dua desa terdekatnya sesaat sebelum tengah malam.

Baca Juga

Media Israel melansir bahwa salah satu roket jatuh di lapangan terbuka, namun tidak menelan korban jiwa. Israel lantas melakukan aksi balasan dengan serangan udara dan tank ke sejumlah target militer Hamas di Jalur Gaza utara, kata juru bicara militer Israel. Pejabat Palestina mengaku tidak ada korban jiwa akibat serangan tersebut.

Pengunjuk rasa menggelar aksi protes mingguan selama 18 bulan yang dijuluki "Great March of Return", menyeru berakhirnya blokade keamanan yang diberlakukan terhadap Gaza oleh Israel dan Mesir. Mereka juga menuntut agar Palestina memiliki hak untuk kembali ke tanah mereka yang diambil secara paksa dengan pendirian Israel pada 1948.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement