Senin 09 Sep 2019 08:12 WIB

Iran Tuding Eropa Gagal Penuhi Komitmen

Iran mengklaim mampu meningkatkan pengayaan uranium melewati tingkat 20 persen.

Foto menunjukkan bagian atas dari fasilitas nuklir reaktor air berat Arak, 250 kilometer barat daya ibu kota Teheran, Iran.
Foto: Mehdi Marizad/Fars News Agency via AP
Foto menunjukkan bagian atas dari fasilitas nuklir reaktor air berat Arak, 250 kilometer barat daya ibu kota Teheran, Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran menuding negara-negara Eropa gagal memenuhi komitmennya dalam perjanjian nuklir 2015. Pernyataan ini muncul sehari setelah Teheran mengumumkan pelanggaran lebih lanjut atas batas kegiatan nuklir yang ditetapkan oleh perjanjian tersebut.

Kesepakatan itu melarang program nuklir Iran yang dipermasalahkan. Sebagai imbalannya, sanksi Iran akan dicabut. Tapi, saat Amerika Serikat (AS) mundur dari perjanjian tersebut, sanksi itu kembali diberlakukan. Iran kesulitan mengekspor produk minyaknya.

Prancis, Jerman, dan Inggris mencoba meluncurkan mekanisme perdagangan barter dengan Iran. Mereka mencoba melindunginya dari sanksi AS. Teheran telah menetapkan batas 60 hari bagi negara-negara Eropa tersebut untuk melakukan upaya itu.

"Sayangnya, pihak-pihak Eropa telah gagal memenuhi komitmen mereka, Iran akan bertindak sesuai dengan yang telah kami lakukan sejauh ini dengan secara bertahap menurunkan komitmen kami," kata Direktur Nuklir Iran, Ali Akbar Salehi, Ahad (8/9). Menurut dia, Teheran akan terus mengurangi komitmen nuklirnya selama pihak lain gagal melaksanakan komitmen mereka.

Feruta, inspektur yang memantau program nuklir Teheran, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif. Seperti dilansir di berita resmi Fars, Feruta menyebut, apa yang dilakukan Iran diizinkan berdasarkan paragraf 36 dari perjanjian nuklir.

"(Zarif) menggarisbawahi perlunya badan International Atomic Energy Agency (IAEA) untuk menghormati prinsip-prinsip profesional, menjaga kerahasiaan, dan melaksanakan tugasnya tanpa memihak," tulis kantor berita resmi Iran, IRNA.

Para pejabat Iran mengatakan, paragraf tersebut memungkinkan satu pihak dalam kesepakatan untuk memotong komitmennya jika yang lain tidak memenuhi komitmen mereka. Dewan Gubernur IAEA yang beranggotakan 35 negara akan membahas Iran pada pertemuan triwulanan yang dimulai pada Senin (9/9).

Sejak Mei, Iran mulai melanggar batas kapasitas nuklir yang ditetapkan oleh kesepakatan. Ini merupakan pembalasan Iran atas tekanan AS terhadap Iran untuk menegosiasikan pembatasan pada program rudal balistik dan dukungan untuk pasukan proksi di sekitar Timur Tengah.

"Tindakan yang mereka ambil negatif, tetapi tidak definitif. Mereka dapat kembali (dengan kepatuhan penuh) dan jalan dialog masih terbuka," ujar Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves le Drian.

Iran mengklaim mampu meningkatkan pengayaan uranium melewati tingkat 20 persen. Secara bersamaan, Iran pun telah meluncurkan sebuah mesin sentrifugal.

Langkah tersebut merupakan pelanggaran lebih lanjut di bawah kesepakatan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015. "Kami mulai meningkatkan batasan pada penelitian dan pengembangan kami yang diberlakukan oleh perjanjian, ini akan mencakup pengembangan sentrifugal yang lebih cepat dan maju," kata juru bicara Badan Nuklir Iran, Behrouz Kamalvandi, pada konferensi pers yang disiarkan televisi.

JCPOA membatasi program nuklir Iran dengan adanya imbalan bantuan dari sanksi. Namun, kesepakatan mulai ditinggalkan oleh Teheran, semenjak AS menarik diri dari JCPOA tahun lalu dan memberikan sanksi perdagangan minyak Iran.

photo
Gedung yang disinyalir berpotensi menjadi pengendali nuklir Iran.

Pada Mei Iran telah mulai melampaui batas kapasitas nuklir yang ditetapkan oleh JCPOA sebagai balasan atas tekanan AS kepada Iran. Iran dapat memperkaya uranium sebesar 3,67 persen, sesuai untuk pembangkit listrik sipil. Jauh di bawah ambang batas kadar senjata nuklir sebesar 90 persen.

Inspektur nuklir PBB melaporkan pada Juli, Iran telah meningkatkan pengayaan murni hingga 4,5 persen. Kamalvandi mengatakan, Teheran sekarang dapat melampaui level 20 persen, tingkatan yang lebih signifikan menuju 90 persen. Namun, menurut dia, sekarang tidak perlu sampai sana.

"Pihak-pihak Eropa dalam perjanjian harus tahu, tidak ada banyak waktu yang tersisa, dan jika ada beberapa tindakan yang harus diambil (untuk menyelamatkan JCPOA), itu harus dilakukan dengan cepat," ujar Kamalvandi.

Adapun kesepakatan itu membatasi jumlah mesin yang memperkaya uranium, sekitar 6.000, turun dari sekitar 19 ribu sebelum 2015. Ini memungkinkan Iran memperbaiki uranium dengan sentrifugal IR-1 generasi pertama yang lambat. Kemudian, menggunakan sejumlah kecil sentrifugal yang lebih canggih untuk penelitian, tetapi tanpa menimbun uranium yang diperkaya untuk jangka waktu 10 tahun.

Kamalvandi menyebut, Iran mulai menggunakan serangkaian sentrifugal. Rangkaian ini lebih maju sebagai bagian dari langkah bertahap untuk menurunkan komitmen nuklirnya.

Dia mengatakan, ini termasuk mesin IR-6 yang sekarang telah diberi umpan gas (uranium). Rantai 20 sentrifugal IR-4 juga telah dimulai. Begitu juga IR-6 yang dimulai sebagai rantai 20. "Kami akan segera menguji sentrifugal IR-8 kami dengan menyuntikkan gas ke mesin 3 IR-8," kata dia. n rossi handayani/reuters, ed: qommarria rostanti

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement