REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Angin kencang memperparah kebakaran hutan di dua negara bagian Australia, Senin (9/9). Kobaran api secara tak terkendali melalap ribuan hektare lahan.
Tiupan angin keras juga berdampak pada beberapa penerbangan menuju Bandara Sydney. Salah satu landasan pacu bandara tersibuk di negara itu ditutup selama tiga jam pada Senin pagi, menurut keterangan perusahaan layanan industri penerbangan milik pemerintah, Air Services Australia.
Kebakaran hutan terjadi lebih awal dari biasanya di negara bagian Queensland dan New South Wales, pada musim semi di belahan bumi selatan. Kejadian itu memicu peringatan dari dinas kebakaran menjelang musim panas yang berlangsung dari Desember hingga Februari.
"Majunya musim panas ini belum pernah terjadi sebelumnya. Tetapi jika seperti sekarang ini, kami benar-benar khawatir selama beberapa bulan ke depan kami tidak akan mendapat jeda dari kondisi kebakaran hutan saat ini," kata Wakil Komisaris Layanan Darurat dan Kebakaran Queensland Neil Gallant kepada Australian Broadcasting Corp (ABC) TV
Dua tahun kemarau menyebabkan sebagian wilayah negara mengalami kekeringan. Badan Meteorologi memperingatkan angin kencang dengan kecepatan sekitar 90 Km per jam kemungkinan muncul di sepanjang pantai timur New South Wales selama Senin. Angin diperkirakan akan mereda pada Selasa.