Senin 09 Sep 2019 19:37 WIB

Keluarga Desak Pemerintah Makamkan Mugabe di Kota Kelahiran

Warga Zimbabwe bingung kapan dan dimana akan memberi penghormatan pada Mugabe.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Mantan presiden Zimbabwe Robert Mugabe.
Foto: AP Photo/Jerome Delay
Mantan presiden Zimbabwe Robert Mugabe.

REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Keluarga mantan pendiri bangsa Zimbabwe Robert Mugabe menentang rencana pemerintah memakamkan Mugabe di monumen National Heroes Acre di Harare. Keluarga meminta Mugabe dimakamkan di desa asalnya.

Warga Zimbabwe pun dibuat bingung tentang kapan dan di mana mereka akan memberikan penghormatan terakhir kepada Mugabe sejak kabar kematiannya di rumah sakit Singapura pada Jumat lalu. Mugabe meninggal dunia di usia 95 tahun setelah diketahui menderita sakit sejak lama dan dirawat di Singapura sejak April.

Baca Juga

Pemerintah Zimbabwe mengatakan dalam sebuah memo yang dikirim ke kedutaan, mereka berencana mengadakan pemakaman kenegaraan untuk Mugabe di Stadion Olahraga Nasional pada Sabtu. Lalu, upacara pemakaman dilakukan pada Ahadnya. Namun, pemerintah tidak mengatakan di mana pemakaman akan diadakan.

Pilihan tempat peristirahatan terakhir Mugabe telah menjadi topik diskusi sejak surat kabar Zimbabwe Independent melaporkan bulan lalu Mugabe akan menolak tawaran penguburan di National Heroes Acre (sebuah situs pemakaman yang diperuntukkan bagi para pahlawan negara). Sebab, Mugabe merasa hina dirinya dijatuhkan dari kekuasaan.

Dirancang oleh arsitek Zimbabwe dan Korea Utara, monumen tersebut merupakan kebanggaan rakyat Zimbabwe. Dalam kompleks pemakaman ini terdapat patung perunggu besar tiga pejuang gerilya dan nyala api abadi di menara setinggi 40 meter.

Seorang kerabat Mugabe yang membantu pengaturan pemakaman mengatakan, keluarga telah berkompromi dengan menyetujui mengadakan pemakaman kenegaraan yang dipimpin oleh pemerintah pada Sabtu. Keluarga bersikeras Mugabe akan dimakamkan di Kutama, tempat kelahirannya. Kerabat yang berbicara dari Singapura, meminta tidak disebutkan jati dirinya.

Dua kerabat lainnya di Zimbabwe juga mengatakan, keluarga setuju Mugabe, yang dikenal sebagai "Mudhara" (orang tua dalam bahasa Shona) oleh para pendukungnya, akan dimakamkan di Kutama. "Keluarga telah membuat keputusan Mudhara akan dimakamkan di Kutama, tetapi pemerintah masih melibatkan keluarga untuk mencoba membuatnya dimakamkan di (Nasional) Pahlawan Acre," kata saudara di Singapura itu kepada Reuters.

Tidak ada kesepakatan tentang tempat pemakaman. "Bahkan pernyataan pemerintah tidak membahas masalah itu. Itu tidak diselesaikan," katanya.

Mugabe mendominasi politik Zimbabwe selama hampir empat dekade sejak kemerdekaan 1980. Dia kemudian ditturunkan oleh pasukannya sendiri dalam kudeta November 2017.

Di sisi lain, ia dipandang oleh banyak orang sebagai pembebas yang membebaskan rakyatnya dari kekuasaan minoritas kulit putih. Mugabe juga kerap dibenci karena menghancurkan salah satu ekonomi paling menjanjikan di Afrika dan dengan kejam menghancurkan lawan-lawannya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement