Selasa 10 Sep 2019 07:41 WIB

Kematian Israa Ghareeb yang Memicu Kemarahan di Timteng

Israa Ghareeb diduga meninggal akibat kekerasan oleh keluarga.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Israa Ghareeb
Foto: Alarabiya
Israa Ghareeb

REPUBLIKA.CO.ID, BETLEHEM— Kematian Israa Ghareeb berusia 21 tahun itu telah memicu kemarahan di Timur Tengah. Banyak orang-orang yang menanggapinya dengan menyampaikan pernyataan di media sosial hingga turun jalan di Betlehem. Mereka menyerukan undang-undang yang lebih ketat melindungi perempuan dari kekerasan.

Dikutip dari Alarabiya, Selasa (10/9), Ghareeb adalah seorang penata rias dari Betlehem. Dia pergi makan malam dengan tunangannya dan saudara perempuannya, dan tentu tidak berpikir bahwa pertemuan itu akan memicu peristiwa yang mengerikan hingga menyebabkan kematiannya. 

Baca Juga

Ghareeb pun merekam video perjalanannya itu lalu diunggah ke platform media sosialnya. Namun diduga video tersebut membuat sepupu dan pamannya marah, dengan mengatakan kepada ayah dan saudara perempuan muda itu bahwa putri mereka telah menghina keluarga karena bepergian dengan seorang pria sebelum menikah.  

Berdasarkan rekaman video yang kemudian diedarkan di media sosial, tampaknya Ghareeb membahas kritik keluarga dengan sepupunya melalui catatan suara di WhatsApp. Dalam video itu, Ghareeb terdengar merekam ibunya, yang mengatakan telah memberikan izin kepada putrinya untuk pergi dengan tunangannya dan saudara perempuannya.  

Meski begitu, pada 10 Agustus, Ghareeb dirawat di Rumah Sakit Pemerintah Beit Jala karena sumsum tulang belakang yang patah. Hal ini menurut postingan Facebook oleh seorang dokter yang sedang masuk hari itu. Pengguna media sosial menuduh bahwa luka-lukanya disebabkan oleh ayah dan saudara lelakinya yang secara fisik menyerangnya.  

Keluarganya mengatakan bahwa Ghareeb menderita luka-luka di tubuhnya setelah dia mencoba melompat keluar dari jendela kamarnya karena bermasalah pada mentalnya. Keluarga juga bersikeras bahwa Ghareeb meninggal karena stroke.  

Namun, dalam video yang dibagikan secara luas, Ghareeb terdengar berteriak di tengah suara gedebuk keras, menunjukkan bahwa dia dipukuli secara agresif. Warganet beranggapan bahwa video tersebut menangkap suara keluarga Ghareeb yang mengakibatkan cedera fatal pada dirinya.   

Sementara itu, catatan medisnya tidak menunjukkan riwayat penyakit mental. Hal ini disampaikan dr Tawfiq Salman, seorang spesialis gangguan mental dan neurologis. Salman mengatakan bahwa teman-teman menggambarkannya sebagai orang yang penuh percaya diri, aspirasional, dan bahagia.  

Tunangan Ghareeb belum membuat pernyataan. Kematian Ghareeb telah memicu kemarahan di Timur Tengah, dengan orang-orang turun ke media sosial dan jalan-jalan di Betlehem untuk menyerukan hukum yang lebih ketat melindungi perempuan dari kekerasan dan untuk hukuman pelaku. Banyak orang menyebutnya dengan pembunuhan demi kehormatan dan mengutuk kejadian itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement