REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuding Iran memiliki tempat rahasia untuk senjata nuklir. Namun, dia menambahkan, tempat tersebut kemudian dihancurkan setelah agen Israel menemukannya. Iran dengan cepat membantah tuduhan pemimpin Israel itu.
Netanyahu tetap bersikukuh berdasarkan informasi yang didapatkan, bahwa Teheran telah mengembangkan senjata atom di sebuah fasilitas di Abadeh, selatan kota Isfahan Iran. Itu pertama kalinya Netanyahu menyampaikan keberadaan senjata nuklir Iran dari hasil identifikasi Israel.
"Di tempat ini, Iran melakukan percobaan untuk mengembangkan senjata nuklir," kata Netanyahu dikutip dari Aljazirah, Selasa (10/9). Tetapi setelah intelijen Israel mengetahuinya, "mereka menghancurkan tempat itu. Mereka memusnahkannya".
Netanyahu tidak merinci lebih lanjut tentang dugaan percobaan, atau mengatakan kapan tempat itu didirikan. Dia menegaskan Israel tahu apa yang Iran lakukan. "Israel tahu apa yang Anda lakukan, Israel tahu kapan Anda melakukannya, dan Israel tahu di mana Anda melakukannya," katanya.
Sementara itu, Iran menanggapi tudingan Israel melalui Menteri Luar Negeri Muhammad Javad Zarif lewat cicitan di akun Twitter-nya. Dia menganggap itu hanya klaim yang dibuat-buat oleh Israel supaya bisa menjadi dalih untuk melakukan peperangan.
"Pemilik nuklir yang sebenarnya menangis," kata Zarif dalam sebuah tweet, yang merujuk pada gudang senjata nuklir milik Israel sendiri.
Tudingan Netanyahu muncul ketika Badan Energi Atom Internasional (IAEA) PBB dilaporkan menemukan jejak uranium di sebuah tempat tetapi Iran belum memberi penjelasan. Badan pengawas nuklir PBB mengatakan kepada Iran, tidak ada waktu untuk menjawab pertanyaannya.
Para diplomat menyoroti bagaimana jejak uranium ditemukan di fasilitas yang tidak dideklarasikan kepada badan tersebut. Para diplomat mengatakan partikel uranium berakhir di tempat yang diklaim Teheran sebagai fasilitas pembersihan karpet.