Selasa 10 Sep 2019 13:56 WIB

Kebakaran Hutan Paksa Ratusan Warga Australia Mengungsi

Ancaman kebakaran diperkirakan akan mereda pada Rabu.

 Kebakaran hutan dan semak di Australia.
Foto: Carina Cooke
Kebakaran hutan dan semak di Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Ratusan warga Australia terpaksa mengungsi dan meninggalkan rumah mereka di negara-negara bagian di timur negara itu ketika terjadi kebakaran di sebanyak 140 titik di Queensland dan New South Wales (NSW), Selasa (10/9).

Seperti dikutip Reuters, angin kencang memperbesar kebakaran hutan di dua negara bagian Australia itu sejak Senin. Api membesar dan di luar kendali di beberapa daerah hingga merusak ribuan hektare lahan.

Baca Juga

Komisaris Polisi Queensland Katrina Carroll kepada wartawan mengatakan setidaknya delapan dari kebakaran itu mencurigakan dan akan diselidiki. "Beberapa kebakaran melibatkan anak-anak yang sedang bermain dan menimbulkan akibat yang mengerikan. Beberapa dari kebakaran itu disengaja dengan maksud jahat. Konsekuensi dari beberapa kebakaran ini sangat mengerikan. Orang bisa mati. Bangunan dan permukiman menjadi hancur," katanya.

Di negara bagian Queensland bagian timur laut saja, dengan tingkat kelembaban rendah, angin kencang dan vegetasi kering telah memicu 85 kebakaran yang menghancurkan atau merusak 84 rumah di seluruh negara bagian itu. Terdapat lebih dari 400 orang di pusat-pusat evakuasi, kata Perdana Menteri Queensland Jackie Trad kepada wartawan. Dia menambahkan bahwa tidak ada korban jiwa atau hilang.

"Selain dari Sunshine Coast, kami masih melihat kebakaran di seluruh negara bagian," katanya.

Di negara tetangga New South Wales, petugas pemadam kebakaran berjuang keras mengatasi sekitar 55 kebakaran dan sekitar lima properti telah dipastikan musnah, kata NSW Rural Fire Service, Senin. Kebakaran hutan dimulai lebih awal dari biasanya di musim semi belahan selatan Australia. Biro Meteorologi Australia mengatakan angin akan meningkat kencang sepanjang hari pada Selasa, tetapi ancaman kebakaran diperkirakan akan mereda pada Rabu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement