REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Jenazah mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe sudah dipulangkan ke tanah kelahirannya. Ia akan dimakamkan di negara yang ia kuasai selama berpuluh-puluh tahun.
Mugabe meninggal dunia pada Jumat (6/9) pada usia 95 tahun di Singapura. Surat kabar Zimbabwe melaporkan pada Rabu (11/9) jenazahnya akan dipulangkan hari ini.
Pada Selasa (9/9) malam Wakil Presiden Kembo Mohadi terlihat di ruang duka di Singapura. Polisi mengawal jenazah dari gedung ruang duka ke bandara.
The Sunday Mail mengutip juru bicara kepresidenan Zimbabwe George Charmba. Dalam laporan itu disebutkan Presiden Emmerson Mnangagwa dan anggota keluarga Mugabe akan menerima jenazahnya di bandara yang juga dinamai Mugabe itu di ibukota Harare.
Jenazah Mugabe akan dibawa ke rumah Mugabe di desa sebelum nantinya dibawa ke stadion nasional. Hal itu untuk memberi kesempatan kepada rakyat Zimbabwe dapat memberikan penghormati terakhir kepada pendiri bangsa mereka.
Mnangagwa mendeklarasikan Mugabe sebagai pahlawan nasional. Masa berkabung nasional akan berakhir setelah Mugabe dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional. Pemakaman eksklusif bagi mereka yang memberikan pengorbanan besar selama perang melawan penguasa minoritas kulit putih.
Kementerian Informasi Zimbabwe mengatakan jenazah Mugabe akan dibaringkan di dua stadion di Harare selama tiga hari. Pemakamannya dijadwalkan pada Ahad (15/9) mendatang.
Mugabe yang memimpin gerilyawan melawan kekuasan minoritas kulit putih naik ke tampuk kekuasaan pada 1980. Selama bertahun-tahun ia mendapat dukungan yang sangat kuat. Ia menjadi represif dan perekonomian Zimbabwe pun terguncang. Ia juga dituduh melakukan kecurangan dalam pemilihan umum.
Mugabe akhirnya digulingkan pada 2017 lalu. Banyak rakyat Zimbabwe yang mengganggapnya sebagai pahlawan nasional. Beberapa orang mengatakan mereka rindu zaman Mugabe karena Mnangagwa gagal menyelesaikan masalah ekonomi yang melanda negara itu.