REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan Presiden China Xi Jinping menawarkan saham dalam usaha patungan di sektor energi di Laut China Selatan jika ia mengabaikan keputusan arbitrase internasional yang tidak sejalan dengan China.
Duterte mengatakan dalam pertemuan baru-baru ini, jika ia mengabaikan fatwa Mahkamah Tetap Arbitrase (PCA) 2016, China akan sepakat menjadi mitra yunior dalam sebuah usaha patungan mengembangkan deposit gas di Reed Bank yang terletak dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Filipina.
"Abaikan fatwa arbitrase itu," kata Duterte yang dikutip wartawan Selasa malam dalam keterangannya yang dikeluarkan kantornya pada Rabu (11/9).
"Singkirkan klaim Anda," kata dia, mengutip Xi. "Kemudian izinkan siapa saja terkait dengan perusahaan-perusahaan China. Mereka ingin melakukan eksplorasi. Kalau ada sesuatu, kata mereka, kami akan cukup murah hati memberi Anda 60 persen, hanya 40 persen akan jadi saham mereka, Itulah janji Xi Jinping."
Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar China di Manila belum segera menanggapi permintaan memberikan komentar atas keterangan Duterte tersebut. PCA di Den Haag mengklarifikasi tapal batas maritim dan hak-hak berdaulat Filipina, meniadakan klaim-klaim China di hampir semua kawasan Laut China Selatan. China tidak mengakui keputusan tersebut.
Duterte telah berusaha menjalin hubungan erat dengan Xi, dengan harapan meraih miliaran dolar untuk penanaman modal, menghindarkan diri dari menentang China atas aktivitas-aktivitas di Laut China Selatan, termasuk pulau-pulau buatannya yang dijadikan fasilitas militer.