Rabu 11 Sep 2019 15:06 WIB

Intelijen Militer Jerman Perluas Penyelidikan Pengaruh Ekstrem Kanan di Bundeswehr

Intelijen Jerman menyelidiki kecenderungan ekstrem kanan di militer Jerman

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
picture-alliance/dpa/M. Skolimowska
picture-alliance/dpa/M. Skolimowska

Intelijen militer Jerman, Militärischer Abschirmdienst (MAD), memperluas penyelidikan soal pengaruh ekstremis kanan di militer Jerman Bundeswehr, kata beberapa media hari Selasa (10/09). Penyelidikan terutama fokus pada satuan elit militer Kommando Spezialkräfte (KSK).

Jumlah tentara di KSK yang diyakini bersimpati terrhadap ekstrem kanan "luar biasa tinggi," kata sebuah sumber kepada majalah berita "Der Spiegel".

Wakil Menteri Pertahanan Gerd Hoofe mengatakan kepada komisi pengawas militer di parlemen, meningkatnya jumlah ekstremis kanan di KSK memerlukan "penyelidikan lebih lanjut," tulis "DerSpiegel". Dia juga mengatakan, penyelidikan terhadap ekstremisme kanan di KSK telah menjadi prioritas bagi MAD.

Bundeswehr telah mengalami beberapa insiden penting dalam beberapa tahun terakhir terkait dengan ekstrem kanan, namun inilah pertama kalinya pasukan elit KSK berada di bawah pengawasan khusus.

KSK beranggotakan sekitar 1100 tentara dan sering diminta oleh NATO dan Amerika Serikat untuk membantu operasi anti-teror di Balkan dan Timur Tengah.

Kasus-kasus memprihatinkan

Menurut organisasi jaringan berita Redaktionsnetzwerk Deutschland, pengaruh ekstrem kanan terburuk terutama ada di satuan pasukan terjun payung yang berpusat di sekitar pangkalan militer Franz-Joseph-Strauss di Altenstadt, negara bagian Bayern. Pangkalan militer itu pernah jadi kepala berita pada 1990-an ketika MAD menemukan bahwa tentara di sana merayakan ulang tahun Hitler dan menyanyikan lagu-lagu partai Nazi.

MAD kini sedang menyelidiki anggota militer yang dekat dengan Franco A., seorang tentara yang mengejutkan Jerman ketika ia ditangkap tahun 2017. Franco A. ditangkap ketika sedang berusaha mengambil pistol dan amunisi yang disembunyikannya di bandara di Wina. Selain senjata ditemukan juga bahan peledak.

Franco A. dituduh merencanakan serangan terhadap para politisi dan tokoh masyarakat di Jerman yang dianggap "ramah terhadap pengungsi" dengan menyamar sebagai pengungsi dari Suriah. Dia bahkan sempat mendaftarkan diri dengan identitas yang salah sebagai pengungsi asal Suriah dan diterima di sebuah penampungan pengungsi di Jerman. Namun Franco A. kemudian dibebaskan dari tuduhan terorisme dan hanya dikenai sanksi karena "pelanggaran senjata".

MAD juga mengamati kelompok ekstremis kanan "Nordkreuz" yang giat di internet. Namun kapasitas pengumpulan-intelijen MAD dianggap terlalu kecil dan tidak punya cukup personel maupun sumber daya untuk melakukan penyelidikan seluas itu.

Kementerian Pertahanan Jerman telah mengisyaratkan bahwa mereka ingin memperkuat penyelidikan mengenai pengaruh ekstrem kanan di militer. (hp/ts)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement