Kamis 12 Sep 2019 18:47 WIB

Malaysia akan Surati Jokowi Soal Kabut Asap

Menteri Siti Nurbaya menyebut kabut asap bisa berasal dari kebakaran hutan Malaysia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad
Foto: The Star
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad

REPUBLIKA.CO.ID, PUTRA JAYA -- Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad akan menulis surat kepada Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) agar memperhatikan soal kabut asap lintas-batas. Hal itu disampaikan Menteri Lingkungan Hidup Malaysia Yeo Bee Yin.

“Saya telah membahas hal ini dengan perdana menteri (Mahathir) dan dia telah setuju menulis surat kepada Presiden Jokowi untuk menarik perhatiannya terhadap masalah kabut  asap lintas-batas,” ujar Yeo, Kamis (12/9).

Baca Juga

Menurut dia, kantor perdana menteri Malaysia sedang mempersiapkan surat tersebut. Jika telah rampung, surat akan segera dikirim. Yeo pun sempat menanggapi pernyataan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya yang menyebut kabut asap bisa berasal dari kebakaran hutan di wilayah Malaysia.

Yeo mengklaim, berdasarkan data yang diambil dari Pusat Meteorologi Khusus ASEAN, hanya terdapat lima titik panas di wilayah Malaysia. Sementara di Indonesia terdapat lebih dari 1.500 titik panas.

“Data jelas menunjukkan kabut (asap) berasal dari Indonesia,” ujarnya.

Sebelumnya, Siti Nurbaya meminta Malaysia bersikap objektif dalam melihat persoalan kabut asap. Dia pun meminta Malaysia tidak sembarangan melayangkan protes kepada Indonesia.

Dia mengatakan akan menulis surat kepada duta besar Malaysia di Indonesia. “Jadi saya kira supaya yang betul datanya. Pemerintah Indonesia sudah betul-betul secara sistematis mencoba menyelesaikan (masalah) ini dengan sebaik-baiknya. Tidak semua kabut asap berasal dari wilayah Indonesia,” ucapnya.

Ia meminta Pemerintah Malaysia membuka informasi yang sebenar-benarnya terkait masalah kabut asap. “Ada informasi yang tidak ia buka. Karena sebetulnya kabut asap yang masuk ke Malaysia, ke Kuala Lumpur, itu dari Serawak kemudian dari Semenanjung Malaya, dan juga mungkin sebagian dari Kalimantan Barat. Seharusnya Pemerintah Malaysia objektif menjelaskannya,” ujar dia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement