REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim telah mengubah arah sejarah Yahudi selama memimpin negara tersebut. Pernyataan itu dia keluarkan agar partainya, Likud Party, dipilih oleh sebagian besar masyarakat Israel.
“Selama lebih dari delapan tahun (menjabat sebagai perdana menteri), saya memblokir upaya untuk mendorong kita ke perbatasan 1967, untuk mencabut permukiman,” kata Netanyahu dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Arutz Sheva, dikutip laman Middle East Monitor, Kamis (12/9).
Pernyataannya itu mengacu pada tuntutan Palestina terkait solusi dua negara berdasarkan perbatasan 1967, di mana Yerusalem Timur menjadi ibu kota Palestina. Sementara tentang permukiman, selama ini pembangunan rumah di wilayah Palestina yang diduduki memang dianggap ilegal.
Netanyahu menilai, dalam tiga tahun terakhir, dia telah mengubah jalannya sejarah Yahudi. Israel mulai memperoleh pengakuan untuk permukiman dan perbatasan, termasuk perihal status Yerusalem.
“Saya senang saya membujuk (Presiden Amerika Serikat Donald) Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota kita, memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem, mengakui kedaulatan kita di (Dataran Tinggi) Golan, keluar dari kesepakatan (nuklir) Iran yang didukung (Benny) Gantz dan (Yair) Lapid,” katanya.
Gantz merupakan tokoh dari Blue and White Party (Kahol Lavan), sedangkan Lapid merupakan pemimpin Yesh Atid Party. Kedua partai tersebut merupakan pesaing Likud Party.
Menurut Netanyahu, tak salah jika saat ini dia berjanji menganeksasi Lembah Yordan, termasuk semua permukiman yang telah dibangun di Tepi Barat. “Ini sangat penting,” ujarnya.
Oleh sebab itu, dia mendorong warga Israel memberikan suaranya kepada Likud Party. “Saya yakin pada misi kita bersama. Bantu saya melindungi orang-orang Yahudi, negara Yahudi, dan tanah air Yahudi. Beri saya suara Anda,” kata Netanyahu.
Pada Selasa lalu, Netanyahu mengutarakan niatnya mencaplok Lembah Yordan dan Laut Mati utara. Dia mengatakan akan merealisasikan hal itu bila Likud Party memenangkan pemilu Israel pada 17 September mendatang. "Hari ini saya mengumumkan niat saya, setelah pembentukan pemerintah baru, untuk menerapkan kedaulatan Israel ke Lembah Yordan dan Laut Mati utara," kata Netanyahu.
Dia meminta dukungan kepada segenap warga Israel untuk mewujudkan rencananya. "Segera setelah pemilu, jika saya menerima mandat yang jelas untuk melakukannya dari kalian, warga Israel," ujarnya.