Jumat 13 Sep 2019 06:21 WIB

Karaoke Jadi Cara Terbaru Warga Hong Kong Gelar Aksi Protes

Aktivis dan warga Hong Kong menyanyikan lagu Glory to Hong Kong sebagai protes.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Unjuk rasa di Hongkong (Ilustrasi)
Foto: Youtube
Unjuk rasa di Hongkong (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Ribuan warga Hong Kong berkaraoke lagu protes di berbagai pusat perbelanjaan. Aksi itu dilakukan sebagai metode terbaru mereka dalam menyampaikan protes.

Para aktivis dan warga bisa menyanyikan lagu 'Glory to Hong Kong' di beberapa mal pada Rabu (11/9) malam waktu setempat. Hal itu menurunkan ketegangan rangkaian unjuk rasa beberapa bulan terakhir yang diwarnai lemparan batu dan kerusuhan.

Baca Juga

Lagu itu ditulis secara anomin dan telah diadopsi sebagai lagu resmi unjuk rasa. Liriknya menggambarkan sumpah para pengunjuk rasa untuk tidak mundur walaupun pemerintah sudah menangguhkan undang-undang ekstradiksi yang memicu unjuk rasa selama musim panas tahun ini.

Di New Town Plaza distrik Sha Tin sekitar 2.000 orang berkumpul di semua lantai. Mereka meneriakkan slogan unjuk rasa sebelum akhirnya menyanyikan lagu dalam suasana haru. Beberapa orang di antaranya menangis dan mengangkat tangan mereka ke udara.

Tidak hanya para aktivis dengan baju hitam-hitam yang biasanya melakukan unjuk rasa. Keluarga-keluarga dengan anak kecil, siswa, dan orang tua pun ikut bernyanyi.

Banyak di antara mereka yang tidak memakai masker. Mal yang ramai itu terkoneksi dengan stasiun subway tempat di mana polisi menembakkan gas air mata setelah pengunjuk rasa melakukan vandalisme di stasiun itu.

Media setempat menunjukkan acara karaoke lagu protes tersebut dilakukan empat mal yang berbeda dan beberapa titik di luar stasiun kereta. Kamis (12/9), The South China Morning Post melaporkan para warga menghadiri undangan yang disebarkan di internet.

Tidak ada kehadiran polisi dalam karaoke bersama itu. Aksi tersebut pun bubar dengan damai.  

Sejak pekan lalu, lagu itu bergema di setiap unjuk rasa. Termasuk dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia pada hari Kamis melawan Iran di mana pendukung Hong Kong menyoraki lagu nasional China.

Pengunjuk rasa memperluas tuntutan mereka termasuk dapat memilih langsung pemimpin kota dan penyelidikan terhadap brutalitas polisi selama unjuk rasa. Banyak warga Hong Kong yang menilai undang-undang ekstradiksi yang dapat membawa tersangka Hong Kong diadili di China akan mengikis otonomi kota itu.

Rencananya unjuk rasa akan digelar pada pekan ini dalam perayaan Festival Pertengahan Musim Semi, termasuk pawai besar di pusat kota Hong Kong. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement