Jumat 13 Sep 2019 14:55 WIB

5 Negara Eropa Prihatin Netanyahu Ingin Caplok Tepi Barat

Kelima negara tersebut mendukung penyelesaian konflik melalui solusi dua negara.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Petugas intel Israel yang menyamar menangkap pemuda Palestina pada aksi unjukrasa di Kota Ramallah, Tepi Barat, Palestina.
Foto: Mohamad Torokman/Reuters
Petugas intel Israel yang menyamar menangkap pemuda Palestina pada aksi unjukrasa di Kota Ramallah, Tepi Barat, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebanyak lima negara Eropa, yakni Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, dan Inggris menyatakan keprihatinan mendalam atas rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menganeksasi sebagian Tapi Barat, termasuk Lembah Yordan dan Laut Mati utara.

“Ini, jika diterapkan (oleh Netanyahu), merupakan pelanggaran serius (terhadap) hukum internasional,” kata lima negara tersebut dalam sebuah pernyataan bersama yang dirilis pada Kamis (12/9), dikutip laman Anadolu Agency.

Baca Juga

Kelima negara tersebut tetap berkomitmen mendukung penyelesaian konflik Israel-Palestina melalui solusi dua negara. “Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, dan Inggris akan terus menyerukan semua pihak menahan diri dari tindakan yang bertentangan dengan hukum internasional yang akan membahayakan kelangsungan solusi dua negara, berdasarkan garis 1967, dan membuatnya lebih sulit mencapai perdamaian yang adil dan permanen,” kata kelima negara itu.

Kendati demikian, kelima negara tersebut tetap mendukung hak Israel dalam hal keamanan. Oleh sebab itu, mereka mengecam serangan roket dari Jalur Gaza ke Israel yang terjadi baru-baru ini.

Pada Selasa lalu, Netanyahu mengutarakan niatnya untuk mencaplok Lembah Yordan dan Laut Mati utara. Dia mengatakan akan merealisasikan hal itu bila partainya, Likud Party, memenangkan pemilu Israel pada 17 September mendatang.

"Hari ini saya mengumumkan niat saya, setelah pembentukan pemerintah baru, untuk menerapkan kedaulatan Israel ke Lembah Yordan dan Laut Mati utara," kata Netanyahu.

Dia meminta dukungan kepada segenap warga Israel untuk mewujudkan rencananya. "Segera setelah pemilu, jika saya menerima mandat yang jelas untuk melakukannya dari kalian, warga Israel," ujarnya.

Netanyahu pun menegaskan kembali janjinya mencaplok semua permukiman yang telah dibangun Israel di Tepi Barat yang diduduki. Namun, langkah yang lebih luas bisa memakan waktu lebih lama serta membutuhkan koordinasi maksimal dengan Amerika Serikat (AS) selaku sekutu dekat Israel.

"Karena menghormati Presiden (AS Donald) Trump dan sangat percaya pada persahabatan kami, saya akan menunggu penerapan kedaulatan (terhadap permukiman Israel di Tepi Barat) sampai dirilisnya rencana politik presiden," kata Netanyahu merujuk pada rencana perdamaian Israel-Palestina yang digagas Washington.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement