REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Utusan khusus Rusia untuk Afghanistan telah mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin Taliban di Moskow, pada Jumat lalu. Delegasi Taliban tiba di ibu kota Rusia, Moskow usai beberapa hari Amerika Serikat (AS) mendadak membatalkan negosiasi damai.
"Delegasi sedang berada di Moskow. Kami telah bertemu dengan Utusn Presiden Rusia untuk Afghanistan Zamir Kabulov untuk membahas peristiwa baru-baru ini mengenai proses perdamaian Afghanistan," ujar juru bicara Taliban Mohammad Suhain Shaheen seperti dilansir Anadolu Agency, Ahad (15/9).
Rusia yang menjadi tuan rumah pembicaraan antara Taliban dan perwakilan politik serta masrakat sipil Afghanistan, memang mengharapkan pembicaraan damai antara AS dan Taliban ditangguhkan, bukan "mati" seperti yang Donald Trump kemukakan. Sebab, Moskow menganggap kesepakatan AS-Taliban sebagai langkah penting yang akan membuka jalan rekonsiliasi nasional sehingga selanjutnya dapat menyelesaikan secara komperhensif krisis di Afghanistan.
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa pembicaraan damai dengan Taliban "mati" setelah membatalkan rencana pertemuan dengan Taliban di luar ibu kota negara. Hal itu dilakukan sebagai pembalasan atas serangan baru di Kabul, yang menewaskan belasan orang termasuk seorang perwira AS.
Konflik melanda Afghanistan telah memasuki tahun ke-18. Konflik menyebabkan ribuan nyawa melayang dan jutaan orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka. PBB berulang kali menyerukan kebutuhan mendesak untuk merebut peluang perdamaian di kawasan itu.
Sejak tahun lalu, AS menjalin negosiasi dengan Taliban PErmasalahan utama yang dibicarakan adalah soal penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Militer AS merupakan sekutu utapa pemerintahan Afghanistan dalam memerangi Taliban.
Selain melatih para tentara Afghanistan, miler AS juga kerap melakukan serangan udara ke basi kekuatan Taliban. Militer As telah berada di Afghanistan selama sekitar 18 tahun.