REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Salah satu pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) yakin serangan ke pabrik pengolahan minyak mentah Arab Saudi bukan berasal dari Yaman. Menurutnya, cakupan dan presisi serangan menunjukkan serangan itu tidak dilakukan oleh pemberontak Houthi.
"Tidak diragukan lagi Iran yang bertanggung jawab untuk ini, tidak peduli bagaimana Anda mengirisnya, tidak ada tempat untuk menghindarinya, tidak ada kandidat lain, bukti menunjukkan tidak ada arah lain selain Iran yang bertanggung jawab untuk ini," kata pejabat itu, Senin (16/9).
Sebelumnya, Iran sudah memperingatkan langkah AS menunduh mereka sebagai dalang serangan di pabrik pengolahan minyak Arab Saudi akan membahayakan keamanan di kawasan. Serangan drone Houthi itu memotong pasokan energi global dan membuat Arab Saudi menahan produksi minyak mereka.
Iran menyebut klaim AS sebagai kebohongan maksimal. Sementara, komandan Garda Revolusi mengulang pernyataannya pasukan Iran dapat menyerang pangkalan militer AS yang berada di Timur Tengah dengan misil rudal mereka.
"Karena ketegangan dan situasi yang sensitif, kawasan kami seperti tong bubuk mesiu, ketika kontak itu terlalu dekat, ketika pasukan terlalu dekat hingga bersentuhan satu sama lain, mungkin terjadi konflik karena kesalahpahaman," kata Brigade Jenderal Amir Ali Hajizadeh.
Gerilyawan Houthi di Yaman melancarkan serangan drone ke pabrik pengolahan minyak terbesar di dunia dan ladang minyak di Arab Saudi. Serangan ini memicu kebakaran hebat dan menghentikan setengah pasokan minyak negara itu.
Serangan drone ke infrastruktur minyak Arab Saudi ini menjadi serangan yang paling merusak. Meningkatkan kekhawatiran terganggunya pasokan minyak dan ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran di Teluk Persia yang sudah tinggi.