REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Aliansi militer yang dipimpin Arab Saudi mengatakan serangan ke kilang minyak di Arab Saudi dilakukan menggunakan senjata Iran.
Aliansi tersebut menyatakan, berdasarkan temuan awal, serangan tersebut tidak diluncurkan dari Yaman.
Juru bicara koalisi, Kolonel Turki Almalki, mengatakan penyelidikan pada serangan tersebut menutup 5 persen dari produksi minyak mentah dunia. Saat ini, pihaknya melakukan investigasi untuk menentukan lokasi peluncuran.
"Hasil awal menunjukkan bahwa senjata tersebut adalah milik Iran dan kami saat ini sedang bekerja untuk menentukan lokasi. Serangan teroris ini tidak berasal dari Yaman seperti yang dikatakan milisi Houthi," kata Malki dalam sebuah konferensi pers di Riyadh.
Sementara itu, utusan Yaman Martin Griffiths mengatakan pada Dewan Keamanan tidak sepenuhnya jelas siapa yang berada di balik pemogokan itu. Namun, dia mengatakan mungkin telah terjadi konflik regional.
Sebelumnya, Iran menyatakan, tuduhan yang menyebut mereka berperan dalam serangan terhadap instalasi minyak Arab Saudi adalah hal yang tidak dapat diterima dan tidak berdasar.
"Tuduhan-tuduhan ini dikutuk sebagai hal yang tidak dapat diterima dan sepenuhnya tidak berdasar," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi.
Setelah serangan ke fasilitas minyak Saudi, harga minyak dunia melonjak. Minyak mentah Brent naik 10 persen menjadi 66,28 dolar AS per barel. Angka tersebut digambarkan Bloomberg sebagai lonjakan intraday terbesar sejak 1988.
RIYADH – Aliansi militer yang dipimpin Arab Saudi mengatakan serangan ke kilang minyak di Arab Saudi dilakukan menggunakan senjata Iran.
Aliansi tersebut menyatakan, berdasarkan temuan awal, serangan tersebut tidak diluncurkan dari Yaman.
Juru bicara koalisi, Kolonel Turki Almalki, mengatakan penyelidikan pada serangan tersebut menutup 5 persen dari produksi minyak mentah dunia. Saat ini, pihaknya melakukan investigasi untuk menentukan lokasi peluncuran.
"Hasil awal menunjukkan bahwa senjata tersebut adalah milik Iran dan kami saat ini sedang bekerja untuk menentukan lokasi. Serangan teroris ini tidak berasal dari Yaman seperti yang dikatakan milisi Houthi," kata Malki dalam sebuah konferensi pers di Riyadh.
Sementara itu, utusan Yaman Martin Griffiths mengatakan pada Dewan Keamanan tidak sepenuhnya jelas siapa yang berada di balik pemogokan itu. Namun, dia mengatakan mungkin telah terjadi konflik regional.
Sebelumnya, Iran menyatakan, tuduhan yang menyebut mereka berperan dalam serangan terhadap instalasi minyak Arab Saudi adalah hal yang tidak dapat diterima dan tidak berdasar.
"Tuduhan-tuduhan ini dikutuk sebagai hal yang tidak dapat diterima dan sepenuhnya tidak berdasar," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi.
Setelah serangan ke fasilitas minyak Saudi, harga minyak dunia melonjak. Minyak mentah Brent naik 10 persen menjadi 66,28 dolar AS per barel. Angka tersebut digambarkan Bloomberg sebagai lonjakan intraday terbesar sejak 1988.
reuters/Inas Widyanuratikah