Selasa 17 Sep 2019 10:22 WIB

Solomon Putuskan Hubungan dengan Taiwan

Taiwan menyebut China melakukan diplomasi dolar.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.
Foto: AP Photo/Chiang Ying-ying
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menuding China sebagai penyebab Kepulauan Solomon memutuskan hubungan bilateral dengan negaranya. Dia menyebut China telah melakukan diplomasi dolar.

"Selama beberapa tahun terakhir, China terus menggunakan tekanan keuangan dan politik untuk menekan ruang internasional Taiwan," kata Tsai, dikutip laman Aljazirah, Selasa (17/9).

Baca Juga

Dia menegaskan Taiwan tidak akan tunduk pada tekanan China. "Saya ingin menekankan Taiwan tidak akan melakukan diplomasi dolar dengan China untuk memenuhi permintaan yang tak masuk akal," ujarnya.

Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu menilai keputusan Kepulauan Solomon mengakhiri hubungan dengan negaranya adalah serangan yang dinahkodai China. "Pemerintah China menyerang Taiwan dengan sengaja sebelum pemilihan presiden dan legislatif kami, jelas bertujuan mencampuri pemilu. Pemerintah mengecam keras hal ini dan mendesak rakyat untuk memegang kedaulatannya serta nilai kebebasan dan demokrasi," ucapnya.

Wu mengatakan Taiwan akan segera menutup kedutaan besarnya di Kepulauan Solomon. Taipei pun akan menarik para diplomatnya.

Sementara itu, China menyambut dan mengapresiasi keputusan Kepulauan Solomon mengakhiri hubungan diplomatik dengan Taiwan. "Kami siap bekerja dengan Kepulauan Solomon untuk membuka prospek luas bagi hubungan bilateral kami," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying dalam sebuah pernyataan pada Senin malam.

Kepulauan Solomon telah melakukan peninjauan selama berbulan-bulan tentang peralihan hubungan dari Taiwan ke China yang telah memicu pro dan kontra. Mengetahui hal itu, China menawarkan dana pembangunan sebesar 8,5 juta dolar AS sebagai pengganti dukungan dari Taiwan.

Pada Senin lalu, parlemen Kepulauan Solomon melakukan pemungutan suara untuk memutuskan peralihan hubungan tersebut. Sebanyak 27 anggota memilih membuka hubungan dengan China, sedangkan enam lainnya abstain.

 

Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare mengatakan China dipandang lebih mungkin menyediakan pendanaan infrastruktur signifikan bagi negaranya. Terlebih, saat ini lebih dari 50 persen penduduknya masih belum memiliki akses terhadap listrik.

Taiwan hanya memiliki hubungan diplomatik dengan 16 negara. Kebanyakan dari mereka adalah negara-negara kecil dan kurang berkembang yang berada di Amerika Tengah dan Pasifik, seperti Nauru, El Savador, Burkina Faso, Panama, dan lainnya.

China memandang Taiwan sebagai provinsi yang memberontak. Selama ini, China berupaya mengambil alih wilayah tersebut. Ia bahkan menyatakan siap mengerahkan kekuatan jika memang diperlukan.

Pemerintah Taiwan tak gentar menghadapi ancaman China. Taiwan bahkan berani menggelar latihan militer guna memperlihatkan tekadnya mempertahankan kedaulatannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement