REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Utusan China mengunjungi Amerika Serikat (AS) pada Rabu (18/9) besok. Mereka mempersiapkan perundingan untuk mengakhiri perang perdagangan dengan Washington.
Pengumuman yang dirilis pada Selasa (17/9) tersebut menunjukkan isyarat damai kedua belah pihak. Kunjungan itu dilakukan untuk mempersiapkan perundingan tingkat tinggi pada bulan Oktober mendatang.
Perundingan yang bertujuan untuk mengakhiri perselisihan kedua belah pihak karena perdagangan dan teknologi yang mengancam perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Deputi Menteri Keuangan China Liao Min akan memimpin deligasi Cina ke Washington.
Kantor berita China, Xinhua melaporkan kedatangan utusan China itu untuk 'membuka jalan' negosiasi ke-13 perundingan perdamaian perang dagang. Xinhua tidak memberikan detail agenda utusan China tersebut di Washington.
Baik AS dan China sudah menaikkan tarif impor senilai miliaran dolar AS ke satu sama lain. Langkah yang menghantam petani dan pabrik kedua belah pihak. Meningkatkan kekhawatiran penurunan perekonomian global yang dapat menimbulkan resesi.
Pada Jumat (13/9), China mengumumkan akan menaikkan tarif impor kedelai AS, ekspor terbesar AS ke China. Hal itu diumumkan setelah Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk menunda menaikkan tarif impor barang-barang China.
Walaupun Trump menunda keputusannya tersebut. Tapi tidak ada tanda-tanda permasalah utama yang memicu perang dagang telah diselesaikan.
Washington ingin Beijing menghentikan pengembangan teknologi robotik dan teknologi lainnya. AS, Eropa dan mitra dagang China lainnya berpendapat Beijing melanggar komitmen perdagangan bebas.
Beberapa pejabat Amerika khawatir China dapat mengungguli AS dalam industri teknologi. Negosiasi yang membahas bagaimana kedua belah pihak membuat kesepakatan pada bulan Mei lalu tidak menghasilkan apa-apa.
Beijing mengatakan setelah kesepakatan baru mulai berlaku kenaikan tarif impor yang diterapkan Trump harus segera dicabut. Tapi AS ingin tetap memberlakukan beberapa tarif impor itu untuk memastikan kepatuhan China.
Pada bulan Juni lalu Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat untuk menggelar kembali perundingan perdagangan. Tapi dalam pertemuan di Shanghai pada bulan Juli juga tidak menghasilkan kemajuan yang berarti.