REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Afrika Selatan meminta maaf kepada Nigeria atas serangan xenophobia yang menimbulkan ketegangan antarkedua negara. Pada awal bulan ini, 12 orang tewas dalam pengeroyokan terhadap pengusaha asing.
Utusan khusus Afrika Selatan mengucapkan permintaan maaf kepada Presiden Nigeria Muhammadu Buhari. Utusan tersebut Jeff Radebe mengungkapkan 'permintaan maaf yang tulus' dalam pertemuan di ibu kota Nigeria, Abuja.
"Insiden ini tidak mencerminkan apa yang kami perjuangkan," kata Rabede, seperti dilansir dari BBC, Selasa (17/9).
Ia menambahkan polisi Afsel akan 'melakukan segala yang mungkin dapat dilakukan untuk membawa orang yang terlibat kerusuhan ke pengadilan. Radebe juga mengatakan pemerintah Afsel mengutuk kekerasan dan akan mengambil tindakan tegas.
Buhari berterimakasih kepada Redebe untuk datang dan menjelaskan apa yang terjadi di Afsel. Kejadian itu mengarah pada pembunuhan dan mengusir orang asing.
"Presiden Buhara menanggapi permintaan maaf dari presiden Afrika Selatan, berjanji hubungan kedua negara akan diperkuat," kata kantor Kepresidenan Nigeria.
Pada akhir pekan lalu, Presiden Afsel Cyril Ramaphosa mengatakan ia malu dengan kekerasan yang terjadi baru-baru ini di negaranya. "Kami sangat prihatin dan tentu seluruh negeri malu karena ini menentang etos yang diperjuangkan Afrika Selatan," kata Ramaphosa.
Tidak ada warga Nigeria yang tewas dalam kekerasan di Afsel. Tapi banyak toko-toko yang dimiliki warga Nigeria diincar kerumunan massa. Dua belas orang yang tewas dalam kekerasan pekan lalu 10 di antaranya warga Afsel dan dua lainnya warga Zimbabwe.
Nigeria secara terbuka mengecam kekerasan itu. Dua pekan yang lalu Nigeria menarik delegasinya dari konferensi internasional besar yang bertempat di Afsel.
Ketegangan bergelora ketika video dan gambar yang menunjukan orang Nigeria diserang dan terbunuh tersebar di media sosial. Pemerintah Nigeria mengatakan tidak ada bukti hal itu terjadi.
Tapi mereka mengakui para pengusaha Nigeria di Afsel sudah diincar. Serangan terjadi setelah supir truk melakukan aksi protes atas maraknya tenaga kerja asing.
Afrika Selatan menarik banyak imigran dari negara-negara Afrika lainnya. Afsel salah satu negara terbesar dan paling berkembang di benua itu.
Namun, angka pengangguran juga tinggi di negara itu. Beberapa orang merasa tenaga kerja asing mengambil pekerjaan mereka. Saat misi diplomatik masih berlangsung, Nigeria terus mengevakuasi warganya.
Pekan lalu Konsul Jenderal Nigeria Godwin Adama mengatakan hanya mereka yang merasa tertekan karena serangan yang akan meninggalkan Afsel. Diperkirakan ada 300 orang Nigeria yang akan tiba di Lagos pada hari Selasa ini. Pekan lalu 188 orang sudah pulang.