Selasa 17 Sep 2019 18:02 WIB

Kabut Asap di Sarawak Sentuh Tingkat Berbahaya

Malaysia menutup sebagian sekolah di wilayah terdampak kabut asap.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nur Aini
Warga beraktivitas dengan mengenakan masker di dekat menara kembar Petronas, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (10/9/2019).
Foto: Antara/Rafiuddin Abdul Rahman
Warga beraktivitas dengan mengenakan masker di dekat menara kembar Petronas, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (10/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KUCHING -- Kabut asap di Sarawak telah mencapai tingkat berbahaya, dengan Air Pollutant Index (API) di satu daerah setelah melewati batas 300. Menurut data Departemen Lingkungan, kualitas udara Sri Aman di Sarawak melampaui level 300 lebih awal pada Selasa (17/9).

Dilansir dari The Star, Sri Aman merupakan wilayah pertama yang memiliki kualitas udara diklasifikasikan sebagai berbahaya, semenjak kabut asap mulai mempengaruhi negara tersebut bulan ini. Kemudian pada pukul 01.00 siang, kualitas udara stasiun Sri Aman naik hingga 369, sementara Kuching mencapai angka 218.

Baca Juga

Atas kondisi tersebut, sekitar 128.291 siswa terkena dampak penutupan sekolah. Sementara itu, di Selangor, tingkat API di Johan Setia, Klang telah mencapai 237.

Kualitas udara yang buruk di Johan Setia, daerah yang telah menghadapi kebakaran lahan gambut karena praktik pertanian, diperburuk oleh kabut lintas batas. Daerah lain di negara dengan tingkat sangat tidak sehat, termasuk Port Dickson 212 dan Nilai 206.

Adapun tingkat API antara 0-50 merupakan hasil yang baik, sementara 51 hingga 100 adalah moderat, 101 hingga 200 tidak sehat, 201 hingga 300 sangat tidak sehat, dan 301 ke atas dianggap berbahaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement