REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH – Arab Saudi mengatakan akan merilis bukti yang memperlihatkan dugaan keterlibatan Iran dalam serangan fasilitas minyak Saudi Aramco. Iran diketahui telah membantah mendalangi aksi tersebut.
Kementerian Pertahanan Saudi berencana menggelar konferensi pers pada Rabu (18/9). Pada kesempatan itu, Kementerian Pertahanan Saudi akan “menyajikan bukti material dan senjata Iran yang membuktikan keterlibatan rezim Iran dalam serangan teroris”.
Saudi telah melaporkan bahwa hasil awal penyelidikan tidak menunjukkan serangan terhadap fasilitas Aramco datang dari Yaman. Meskipun kelompok pemberontak Houthi di Yaman telah mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
Jika bukti itu dirilis, Saudi, termasuk Amerika Serikat (AS), dapat memiliki alasan untuk merespons tindakan Iran. Kendati demikian, Presiden AS Donald Trump telah menyatakan bahwa dia tak menghendaki pecahnya peperangan.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dijadwalkan tiba di Saudi pada Rabu. Dia akan bertemu Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) untuk membahas masalah serangan terhadap fasilitas minyak Aramco. Dari Riyadh, Pompeo akan bertolak ke UEA untuk membicarakan masalah serupa.
Para pakar PBB yang memantau sanksi terhadap Iran juga akan berkunjung ke Saudi. Prancis disebut turut mengutus para pakarnya ke Riyadh sebagai respons dari permintaan Pangeran MBS.
Trump telah menduga Iran menjadi aktor di balik serangan terhadap fasilitas pengolahan minyak Saudi Aramco. Kendati demikian, AS enggan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan dan tindakan untuk merespons serangan tersebut. Trump mengatakan AS masih menyelidiki apakah Iran berada di balik serangan itu. "Tentu saja terlihat seperti itu (Iran yang mendalangi) pada saat ini," ucapnya.
Namun Trump enggan terburu-buru merumuskan tindakan atau respons, termasuk opsi perang atas nama Saudi. "Saya seseorang yang tidak ingin memiliki perang," ujarnya.
Menurutnya, saat ini banyak opsi tersedia, tapi belum ada satu di antara mereka yang dapat seketika diterapkan. "Kami ingin menemukan secara pasti siapa yang melakukan (serangan) ini," kata Trump.
Iran telah membantah dugaan dan tudingan terhadapnya. Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut serangan terhadap fasilitas Saudi Aramco dilakukan orang Yaman sebagai respons atau balasan atas kampanye militer koalisi Saudi di negara tersebut.