REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Kelompok pemberontak Houthi Yaman mengancam akan melancarkan serangan ke Uni Emirate Arab (UEA). Mereka mengklaim aksi tersebut dapat dilakukan kapan saja.
"Kami mengumumkan bahwa kami memiliki puluhan target di UEA, di antaranya Abu Dhabi dan Dubai, dan bahwa mereka dapat menjadi sasaran kapan saja," ujar juru bicara militer Houthi Brigadir Yahya Saree pada Rabu (18/9), dikutip laman Al Araby.
Houthi adalah pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan dua fasilitas minyak Saudi Aramco pada Sabtu pekan lalu. Serangan dilakukan dengan mengerahkan sekitar 10 pesawat nirawak (drone).
Menurut Saree, kelompoknya memang sengaja menerbangkan beberapa drone untuk mengecoh sistem pertahanan dan keamanan Arab Saudi. Dengan begitu, drone utama dapat mencapai sasaran.
Saudi dan UEA tergabung dalam koalisi militer yang memerangi Houthi di Yaman. Mereka menganggap Houthi adalah ancaman keamanan karena memperoleh dukungan dari Iran. Sejak kedua negara itu melakukan intervensi militer, krisis kemanusiaan di Yaman semakin memburuk. Saudi dan UEA diketahui sempat beberapa kali memblokade Hodeidah, yakni pelabuhan utama negara tersebut.
Aksi blokade menyebabkan pasokan atau distribusi bantuan kemanusiaan terhambat. Tak sedikit dari warga Yaman yang akhirnya harus menghadapi kelaparan dan tak memiliki akses ke layanan kesehatan.
PBB telah menyebut krisis Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Lebih dari 700 ribu orang telah tewas sejak 2016. Perang yang telah berlangsung sejak 2014 itu belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.