REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia akan mendorong ASEAN memiliki metode yang efektif untuk mengatasi kabut asap dari Indonesia yang terjadi setiap tahun.
Menteri Lingkungan Hidup Malaysia, Yeo Bee Yin menilai inisiatif seperti hujan buatan dan rancangan undang-undang untuk menghukum perusahaan-perusahaan Malaysia yang menyebabkan kebakaran di luar negeri akan gagal jika tidak ada kerja sama untuk mengatasi masalah kabut asap lintas batas negara.
"Saya akan melakukan telekonferensi dengan sekretaris jenderal ASEAN untuk mengemukakan pandangan dan harapan kami, (jadi) bahwa akan ada mekanisme yang lebih efektif untuk mengatasi masalah ini dalam jangka panjang," kata dia setelah briefing upaya hujan buatan oleh angkatan udara Malaysia pada Kamis, dilansir dari Straits Times.
Tindakan tersebut merupakan operasi hujan buatan ketiga di Semenanjung Malaysia yang dimulai dari Senin. Metode tersebut berhasil membuat hujan lebat, tetapi hanya bantuan jangka pendek karena asap terus bertiup dari Indonesia.
"Hujan buatan bersifat sementara. Undang-undang hanya akan berlaku untuk perusahaan-perusahaan Malaysia," katanya tentang proposal yang sedang dipertimbangkan oleh pemerintah untuk mengadopsi Transboundary Haze Act, yang serupa dengan Singapura.
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad mengatakan pada Rabu (18/9), bahwa Kabinetnya sedang mempertimbangkan undang-undang untuk menindak perusahaan-perusahaan Malaysia di luar negeri yang menyebabkan polusi lokal. Yeo menjamin bahwa pemerintah siap untuk melakukan hujan buatan kapan pun jika memungkinkan karena khawatir kesehatan masyarakat.
Saat ini, kesepakatan ASEAN terkait polusi asap lintas negara tidak mengizinkan negara-negara lain untuk mengambil tindakan terhadap negara penandatangan atau memberikan bantuan kecuali diminta oleh pihak yang terkena dampak.
"Kami membutuhkan kerja sama di tingkat regional dan kami percaya semua negara di ASEAN ingin menyelesaikan masalah ini. Malaysia sangat berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi jangka panjang," kata Yeo.
Di samping itu, lebih dari 2.000 sekolah harus diliburkan karena kabut asap, yang mempengaruhi dua juta siswa di Malaysia. Sementara perawatan di rumah sakit umum untuk masalah terkait mata telah meningkat sebesar 30 persen pada periode saat ini.