REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki sedang mengupayakan penyelesaian politik untuk konflik yang berlarut-larut di Suriah. Partai Pembangunan dan Keadilan (AK) Turki juga menarget dapat menghapus ancaman di perbatasan tenggaranya.
Saat merujuk kepada pertemuan puncak tiga-pihak mengenai Suriah di Turki pada awal pekan ini, Juru Bicara AK Omer Celik mengatakan, "Sangat penting buat semua tiga pemimpin untuk menentang agenda separatis ini."
Kantor Berita Turki, Anadolu melaporkan Turki telah sering menyoroti koridor teror di sepanjang perbatasannya dengan Suriah. Ia merujuk kepada kehadiran YPG/PYD di sana. Kepala negara Rusia, Iran, dan Turki menghadiri pertemuan puncak tersebut, tempat mereka kembali menyatakan bahwa proses perdamaian di Suriah harus dipimpin dan dimiliki oleh rakyatnya.
"Turki terus bekerja sama dengan pihak lain serta dengan Rusia untuk mengendalikan situasi di Idlib di Suriah," kata Celik.
September lalu, Turki dan Rusia sepakat untuk mengubah Provinsi Idlib di Suriah Utara menjadi zona penurunan ketegangan. Berdasarkan konsep itu, tindakan agresi akan dengan tegas dilarang.
Namun, Pemerintah Suriah dan sekutunya terus melanggar ketentuan gencatan senjata, dengan sering melancarkan serangan roket ke dalam zona penurunan ketegangan.
Dalam lebih dari 30-tahun aksi teror melawan Turki, PKK yang dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris oleh Turki, AS, dan Uni Eropa telah bertanggung-jawab atas kematian sebanyak 40 ribu orang, termasuk perempuan, anak-anak, dan bayi. Kelompok YPG adalah cabang PKK di Suriah.