REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pihak otoritas Filipina mulai mengindikasi asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan masuk ke wilayah Filipina. Hal ini terkait kabut asap ditiupkan angin monsun dari kebakaran di Indonesia mulai memengaruhi beberapa wilayah Filipina.
Wakil administrator dari Badan Layanan Atmosfer, Geofisika, dan Astronomi Filipina, Landrico Dalida Jr. menyebut, akibat kabut asap ini menimbulkan kekhawatiran tentang keselamatan penerbangan dan kemungkinan risiko kesehatan. Landrico mengatakan, kabut tipis sampai sedang meliputi kota Zamboanga di selatan, kota-kota di pusat Cebu dan Dumaguete dan provinsi Palawan di bagian barat. Pihak berwenang memverifikasi daerah lain yang mungkin juga terpengaruh.
"Itu terlihat, artinya ada partikel yang benar-benar berasal dari daerah-daerah di Indonesia dan mereka mencapai kita," kata Dalida, Jumat (20/9) dilansir AFP.
Dalida mengungkapkan, jika visibilitas terpengaruh, pejabat bandara dan maskapai penerbangan dapat membatalkan penerbangan karena masalah keamanan. Dalida menyarankan orang untuk memakai masker jika kabutnya memburuk.
Pejabat dari Biro Manajemen Lingkungan, yang bertanggung jawab atas pencegahan dan pengendalian polusi, mengatakan kantor regionalnya telah menyampaikan informasi kepada pejabat lokal di daerah yang dilanda kabut asap untuk memungkinkan mereka menasihati masyarakat, terutama orang-orang dengan penyakit pernapasan, untuk tetap di dalam ruangan jika kondisinya memburuk.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional Indonesia (BNPB) mengatakan, jumlah hotspot telah meningkat dalam seminggu terakhir dan mencapai 5.086 pada hari Jumat, meskipun ada upaya pemerintah untuk memerangi api dan mengendalikan kabut asap. BNPB mencatat 1.443 titik api di provinsi Kalimantan Tengah di Kalimantan, sebuah pulau yang terbagi antara Indonesia, Malaysia, dan Brunei.