REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pemimpin Azad Jammu dan Kashmir, Sardar Masood Khan, menyesalkan pernyataan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres tentang Kashmir. Menurut dia, Guterres berusaha menjaga keseimbangan palsu antara Pakistan dan India.
"Sekjen PBB sedang berupaya menjaga keseimbangan palsu antara Pakistan dan India melalui pernyataannya yang sangat hati-hati tentang pencaplokan itu. Dari Kashmir yang diduduki ke Uni India," kata Khan, dalam sebuah acara di Universitas Pertahanan Nasional Islamabad, dilansir Anadolu Agency, Ahad (22/9).
Khan mengatakan, orang-orang dari wilayah Jammu dan Kashmir yang disengketakan telah diputus dari seluruh dunia sejak 5 Agustus, karena jam malam dan blokade media. "Orang-orang Kashmir tetap terkurung di rumah mereka tanpa makanan dan air, sementara rumah sakit kehabisan obat-obatan," ujarnya.
Para tahanan, tambah Khan, juga telah dialihkan ke penjara paling terkenal di seluruh India utara untuk menghukum mereka karena menuntut hak penentuan nasib sendiri yang sebetulnya diakui secara internasional.
Khan memuji peran media global dalam menyoroti masalah Kashmir dan mengkritik tindakan India yang menurutnya telah membantu mengembangkan narasi faktual tentang situasi Jammu dan Kashmir. Menurutnya, rezim India di bawah Narendra Modi siap menghancurkan Pakistan dan merebut kembali Azad Kashmir melalui perang proksi.
"Kami membutuhkan persatuan nasional dan militer harus tetap siap untuk menghadapi segala kemungkinan," tuturnya sambil menambahkan, bahwa masyarakat internasional harus memperhatikan ancaman India menggunakan senjata nuklir terhadap Pakistan.