Ahad 22 Sep 2019 09:53 WIB

Pemuda Kashmir Ini Belum Bertemu Orang Tuanya Selama 48 Hari

Cerita Pemuda Kashmir diunggah Menlu Pakistan Shah Mahmud Qureshi

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Shah Mehmood Qureshi
Foto: EPA-EFE/HOW HWEE YOUNG
Shah Mehmood Qureshi

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Seorang pemuda Kashmir bercerita soal keadaan daerah asalnya kepada Menteri Luar Pakistan Shah Mahmud Qureshi di Madinah, Arab Saudi. Dia mengaku telah kehilangan kontak dengan orang tuanya selama 48 hari terakhir.

Cerita tersebut diketahui melalui rekaman video yang diunggah Qureshi ke akun twitter-nya, pada Sabtu (21/9). Dalam video tersebut, Qureshi mengatakan bertemu dengan pemuda asal Kashmir di Masjid Nabawi. Pria itu kemudian bercerita soal dirinya yang belum bertemu dengan orang tuanya selama 48 hari.

"Dia memberitahu saya tentang kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Pulwama di IOK (Indian Occupied Kashmir). Saya berjanji kepadanya, bahwa Pakistan berjuang di setiap forum diplomatik untuk hak-hak orang Kashmir, cicit Qureshi.

Pemuda Kashmir juga menyampaikan kepada Qureshi bahwa ada satu nomor telepon rumah di daerah mereka tetapi ketika telepon itu berdering, tidak ada yang mengangkatnya. Sebab situasinya sangat buruk dan ada banyak kekerasan di Kashmir.

"Ada satu nomor telepon rumah di daerah kami, saya mencoba menelepon dan berbicara dengan orang tua saya, tetapi orang yang berada di sana memutuskan panggilan telepon itu," kata pemuda Kashmir ini.

Sementara itu, Qureshi mengatakan kepada pemuda Kashmir tersebut, bahwa negaranya terus bersama warga Kashmir dan tidak akan meninggalkan mereka sendirian. "Perdana Menteri Imran Khan akan menghadiri sidang Majelis Umum PBB di mana kami akan memerangi kasus Kashmir," kata Qureshi menteri memberitahu si pemuda.

Qureshi juga berdoa. "Kami berdoa agar Anda (orang-orang Kashmir) mendapatkan kebebasan dan hak Anda untuk menentukan nasib sendiri. Kashmir akan bebas dan semua orang Pakistan bersama Anda," tutur Qureshi.

Qureshi, yang merupakan bagian dari delegasi Perdana Menteri Imran Khan, tiba di Saudi pada Kamis kemarin, untuk melakukan kunjungan kenegaraan. Khan menyampaikan kepada Raja Saudi Salman bin Abdul Aziz dan Putra Mahkota Muhammad Bin Salman tentang perkembangan terbaru di Jammu dan Kashmir.

Kemudian Perdana Menteri Khan dan delegasinya melakukan Umrah sebelum berangkat ke New York, AS, pada Sabtu (21/9) untuk mengikuti agenda Majelis Umum PBB.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengkhawatirkan ketegangan yang terjadi di Kashmir. Juru Bicara Guterres, Stephane Dujarric, mendesak India dan Pakistan untuk secara damai membahas jalan keluar dari krisis yang sedang berlangsung di Kashmir.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan Guterres telah berulang kali bertemu dengan pejabat Pakistan dan India dalam beberapa pekan terakhir dalam upaya untuk meredakan ketegangan di sana. "(Sekretaris jenderal) tetap sangat prihatin tentang potensi eskalasi antara India dan Pakistan atas situasi ini," kata Dujarric.

Guterres juga meminta kedua belah pihak untuk menangani masalah ini melalui dialog dan seperti yang dikatakan oleh Komisaris Tinggi untuk Hak Asasi Manusia baru-baru ini. Bahwa, situasi di Kashmir hanya dapat diselesaikan dengan penghormatan penuh terhadap hak asasi manusia.

Ketegangan antara New Delhi dan Islamabad meningkat pada 5 Agustus setelah India mencabut status khusus Kashmir. Kemudian India mengirim ribuan tentara ke lembah Kashmir, dan memutus sambungan telepon seluler dan koneksi internet di kawasan tersebut.

Pakistan dan India sama-sama menguasai sebagian wilayah Himalaya sambil mengklaim wilayah itu sepenuhnya. Kekuatan saingan itu telah berperang dua kali di wilayah itu dan para analis keamanan memperingatkan bahwa ketegangan dapat kembali menjadi kekerasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement