Rabu 28 Aug 2019 13:55 WIB

NATO akan Beroperasi Penuh Atasi Serangan Siber

NATO akan membela dan mempertahankan sekutunya dari serangan siber.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg
Foto: EPA
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan serangan siber, seperti yang terjadi dan membuat kecauan di sejumlah rumah sakit di Inggris, khususnya London pada 2017 dapat mendorong respons dari negara-negara anggota aliansi tersebut. Ia menekankan serangan siber yang serius dapat membuat NATO menerapkan pasal 5 dari perjanjian pendiri pakta pertahanan itu.

“Kami telah menetapkan ruang maya sebagai domain, di mana NATO akan beroperasi dan mempertahankan diri seefektif mungkin, baik di udara, darat, dan laut. Ini berarti kami akan mencegah dan membela agresi terhadap sekutu, baik di dunia nyata maupun virtual,” ujar Stoltenberg dilansir Sky News, Rabu (28/8).

Baca Juga

Pada 2017, serangan siber di rumah sakit NHS diperkirakan menelan biaya pelayanan kesehatan hingga 100 juta poundsterling. Serangan siber ini membuat jaringan komputer lumpuh dan berbagai data terakses, serta membuat korban dimintai uang tebusan untuk membuka sistem komputer kembali.

Tak hanya di NHS, serangan siber telah menyebar di seluruh dunia. Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia sebelumnya menuding Korea Utara (Korut) adalah pihak yang berada di balik serangan ini.

“Virus WannaCry pada 2017 melumpuhkan komputer di rumah sakit di seluruh negeri, membatalkan ribuan operasi yang dijadwalkan dan menelan biaya jutaan poundsterling dari Layanan Kesehatan Nasional Inggris,” jelas Stoltenberg.

Bahkan, menurut Stoltenberg, NATO tidak kebal terhadap serangan siber dan tercatat ada aktivitas mencurigakan yang beroptensi menganggu sistem komputer aliansi tersebut setiap harinya. Ia meyakini tidak ada satu pun negara yang dapat mengamankan dunia maya.

“Tetapi dengan bekerjasama erat dan berbagi keahlian, kita tidak hanya  akan bertahan, tapi juga berkembang di era digital baru,” jelas Stoltenberg.

Stoltenberg juga mengingatkan agar hubungan antara negara NATO semakin diperkuat dengan berbagai dunia industri. Hal ini menjadikan lebih banyak perangkat pintar yang tertanam dalam kehidupan masyarakat.

“Dunia siber adalah medan pertempuran baru dan NATO memiliki sumber daya yang baik, terlatih, dan dilengkapi dengan baik adalah prioritas utama saat kita melihat ke arah pertemuan puncak di London pada Desember mendatang,” ujar Stoltenberg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement