Ahad 22 Sep 2019 19:17 WIB

Saudi Enggan Tergesa-Gesa Terima Tawaran Houthi

Houthi mengusulkan menghentikan semua tindakan bermusuhan, termasuk dengan Saudi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Endro Yuwanto
Serangan drone Houthi ke fasilitas pengolah minyak Arab Saudi, Abqaiq, menyebabkan kebakaran dan menghentikan setengah pasokan minyak di Buqyaq, Arab Saudi, Sabtu (14/9). Terlihat asap kebakaran membumbung.
Foto: Al-Arabiya via AP
Serangan drone Houthi ke fasilitas pengolah minyak Arab Saudi, Abqaiq, menyebabkan kebakaran dan menghentikan setengah pasokan minyak di Buqyaq, Arab Saudi, Sabtu (14/9). Terlihat asap kebakaran membumbung.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pemerintah Arab Saudi telah mengetahui tawaran kelompok pemberontak Houthi Yaman untuk menghentikan segala tindakan bermusuhan. Namun Riyadh enggan terburu-buru menerima tawaran tersebut.

"Kami menilai pihak lain berdasarkan perbuatan, tindakan, dan bukan dengan kata-kata mereka. Jadi kami akan melihat apakah mereka sebenarnya melakukan ini atau tidak," kata Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir pada Sabtu (21/9), dikutip laman Aljazirah.

Terkait serangan terhadap fasilitas minyak Saudi Aramco pada 14 September lalu, al-Jubeir enggan menanggapi klaim Houthi. Dia meyakini serangan itu dilakukan Iran. "Itu dilakukan dengan senjata Iran, oleh karena itu kami meminta pertanggungjawaban Iran atas serangan ini," ujar al-Jubeir.

Kendati meyakini demikian, Pemerintah Saudi masih akan menunggu hasil investigasi menyeluruh atas serangan terhadap Aramco. "Kerajaan akan mengambil tindakan yang sesuai berdasarkan hasil penyelidikan untuk memastikan keamanan serta stabilitas. Kami yakin bahwa peluncuran itu tidak datang dari Yaman, itu datang dari utara. Investigasi akan membuktikan hal itu," ucapnya.

Pada Jumat malam, Houthi mengusulkan menghentikan semua tindakan bermusuhan dengan semua pihak, termasuk Saudi. "Kami menyatakan berhenti menargetkan wilayah Arab Saudi dengan drone (pesawat nirawak) militer, rudal balistik, dan semua bentuk senjata lainnya, dan kami menunggu langkah balasan dari mereka," ujar kepala dewan politik tertinggi Houthi Mahdi al-Mashat.

Jika usulan tersebut tak disambut positif, Houthi menyatakan berhak mengambil tindakan. "Kami berhak merespons jika mereka gagal membalas secara positif inisiatif ini," kata al-Mashat.

Al-Mashat pun meminta agar semua pihak yang terlibat dalam konflik Yaman terlibat dalam negosiasi serius. Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap dua fasilitas minyak Saudi Aramco pada 14 September lalu.

Serangan tersebut dilakukan dengan menggunakan 10 pesawat nirawak. Juru bicara militer Houthi Brigadir Yahya Saree mengatakan, kelompoknya memang sengaja menerbangkan beberapa drone untuk mengecoh sistem pertahanan dan keamanan Saudi. Dengan begitu, drone utama dapat mencapai sasaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement