REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengatakan, pasukan tambahan yang dikerahkan di wilayah Teluk adalah untuk pencegahan dan pertahanan. Menurutnya, AS ingin menghindari perang dengan Iran.
"Misi kami adalah untuk menghindari perang. Anda melihat apa yang diumumkan Sekretaris Esper pada hari Jumat, kami menempatkan pasukan tambahan di wilayah ini untuk tujuan pencegahan dan pertahanan," ujar Pompeo kepada Fox News, Ahad (23/9).
Ia meyakini Presiden AS Donald Trump akan mengambil tindakan jika tindakan pencegahan seperti itu gagal. Menurut dia, hal ini dipahami dengan baik oleh kepemimpinan Iran.
Pompeo menuturkan, Washington mengambil langkah-langkah untuk mencegah Teheran. Akan tetapi, dia mengatakan, Trump akan mengambil tindakan yang diperlukan jika Teheran gagal mengubah perilakunya.
"Jika pencegahan itu harus terus gagal, saya juga yakin bahwa Presiden Trump akan terus mengambil tindakan yang diperlukan," kata Pompeo.
Ketegangan antara Washington dan Teheran semakin meningkat setelah serangan akhir pekan lalu terhadap fasilitas minyak Saudi. Pentagon mengatakan, akan mengirim pasukan AS untuk meningkatkan pertahanan udara dan rudal Arab Saudi setelah serangan terbesar yang pernah terjadi pada fasilitas minyak kerajaan.
Iran membantah terlibat dalam serangan itu. Gerakan Houthi Yaman, sebuah kelompok yang berpihak pada Iran melawan aliansi yang dipimpin Arab Saudi dalam perang saudara Yaman, telah mengklaim bertanggung jawab.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, berbicara kepada CNN, serangan terhadap fasilitas minyak Saudi adalah serangan terhadap sistem ekonomi dunia. Dia mengatakan, Amerika Serikat mengharapkan negara mana pun yang terikat pada sistem dolar AS akan mematuhi sanksi terhadap Iran.
Dalam beberapa pekan terakhir, Trump telah mempertimbangkan kemungkinan pelonggaran sanksi terhadap Iran. Ia menyarankan dapat bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani, yang dijadwalkan menghadiri Majelis Umum AS di New York pekan ini.
Menteri luar negeri Perancis, Jean-Yves Le Drian mengatakan, tujuan utama negaranya pada pertemuan Majelis Umum adalah untuk mengurangi ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran. Pertemuan antara Trump dan Rouhani bukanlah prioritas utama.
“Pertemuan antara Presiden Trump dan Presiden Rouhani bukanlah topik nomor satu. Subjek prioritas adalah apakah kita dapat memulai kembali jalur deeskalasi dengan aktor yang berbeda," kata Le Drian kepada wartawan, Ahad.