Senin 23 Sep 2019 06:34 WIB

Jelang Sidang Umum Sekjen PBB Ajak Dunia Bersatu

Dunia yang penuh keributan membutuhkan kerja sama dibandingkan sebelumnya.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolanda
Sekjen PBB Antonio Guterres
Foto: AP Photo/Mary Altaffer
Sekjen PBB Antonio Guterres

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres ajak dunia bersatu. Bumi yang semakin memanas, ketegangan dari mulai dari Teluk Persia sampai Afghanistan, meningkatknya nasionalisme, kesenjangan dan intoleransi menjadi bahasan Sidang Umum PBB pekan ini.

"Dunia yang penuh keributan membutuhkan kerja sama dibandingkan sebelumnya, tapi hanya mengatakannya hal itu tidak akan terjadi, mari hadapi, tidak ada waktu untuk kalah," kata Guterres, Senin (23/9).

Baca Juga

Ada kekhawatiran meningkatnya aksi militer terutama dalam merespons serangan infrastruktur minyak Arab Saudi baru-baru ini. Kegelisahan itu diperparah dengan konflik-konflik dan krisis global mulai dari Suriah, Yaman, Venezuela dan perselisihan yang tidak kunjung usai antara Israel-Palestina dan India-Pakistan.

Dalam sidang umum tahun ini Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani akan mencuri perhatian. Kedua negara mereka sedang bersitegang karena AS menuduh Iran dalang serangan 14 September ke Arab Saudi.

Sidang Umum PBB akan memperlihatkan apakah mereka dapat mengurangai kekhawatiran konflik baru yang dapat berdampak pada seluruh Timur Tengah dan dunia. Apakah mereka akan bertemu dalam kesempatan itu.

Sudah 136 pemimpin dari 195 negara anggota PBB yang datang ke New York untuk menghadiri sidang umum PBB yang dimulai pada hari Selasa (24/9) dan selesai 30 September ini. Tingginya angka kehadiran mencerminkan meningkatnya fokus dunia dalam mengatasi perubahan iklim dan ancaman terhadap keamanan dan perdamaian.

Sebagian besar negara-negara anggota diwakili menteri atau wakil presiden. Kecuali Afghanistan yang sedang menjalani pemilhan presiden, Korea Utara yang diwakili duta besar untuk PBB. Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membatalkan kehadiran mereka dan diwakili menteri.

Pekan lalu Guterres sudah mengulangi peringatannya tentang 'ketegangan dunia yang semakin memananas. Ia mengatakan saat ini dunia mengalami beberapa momen krusial.

"Darurat iklim, meningkatnya kesenjangan, meningkatnya kebencian dan intoleransi serta sejumlah peringatan tantangan perdamaian dan keamanan," katanya. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement