REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo meminta negara-negara Asia Tengah mengabaikan seruan dan tuntutan untuk memulangkan etnis Uighur ke Cina. Hal itu dia sampaikan setelah bertemu dengan menteri luar negeri Kazakhstan, Kirgizstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan, Ahad (22/9).
Dalam pertemuan tersebut, tema utama yang dibahas tentang kontraterorisme. Pompeo menegaskan AS akan mendukung serta membantu negara-negara Asia Tengah memerangi terorisme.
"Dan lebih jauh tentang masalah terorisme, saya ingin menjelaskan kampanye represif Cina di Xinjiang bukan tentang terorisme. Ini tentang upaya Cina menghapus kepercayaan dan budaya Muslim warganya sendiri," ujar Pompeo.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.
Oleh sebab itu, dia meminta negara-negara Asia Tengah tak memenuhi tuntutan China memulangkan warga Uighur. "Kami menyerukan semua negara menentang tuntutan Cina memulangkan Uighur," katanya.
Pemerintah Cina menghadapi tekanan internasional karena dituding menahan lebih dari satu juta Muslim Uighur di kamp-kamp konsentrasi di Xinjiang. Tak hanya menahan, Cina disebut melakukan indoktrinasi terhadap mereka agar mengultuskan Presiden Cina Xi Jinping dan Partai Komunis Cina.
Pemerintah Cina telah membantah tuduhan tersebut. Menurut dia, apa yang dibangun di Xinjiang adalah pusat reedukasi dan pelatihan vokasi. Cina mengklaim kehadiran pusat tersebut penting untuk menghapus kemiskinan di Xinjiang. Cina pun mengklaim para peserta telah menandatangani perjanjian untuk menerima pelatihan vokasi tersebut.