Selasa 24 Sep 2019 03:35 WIB

Pakistan Minta Indonesia Dukung Resolusi Kasmir

Resolusi Kasmir diusulkan di Meeting of Speakers of UERASIAN Countries Parliaments

Rep: joko sadewo/ Red: Joko Sadewo
Wakil Ketua DPD RI Damayanti Lubis sedang memimpin pertemuan dengan parlemen Pakistan yang dipimpin Vice Chairman Senate of Pakistan, Saleem Manduiwalla, di Astana, Kazakhstan, Senin (23/9)
Foto: joko sadewo
Wakil Ketua DPD RI Damayanti Lubis sedang memimpin pertemuan dengan parlemen Pakistan yang dipimpin Vice Chairman Senate of Pakistan, Saleem Manduiwalla, di Astana, Kazakhstan, Senin (23/9)

REPUBLIKA.CO.ID, ASTANA — Parlemen Pakistan meminta dukungan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI untuk mendukung resolusi atas Kasmir, yang mereka ajukan dalam  4th Meeting of Speakers of UERASIAN Countries Parliaments di Astana, Kazakhstan.

Permintaan tersebut disampaikan saat Vice Chairman Senate of Pakistan, Saleem Manduiwalla, beserta sejumlah anggotanya, melakukan pertemuan bilateral dengan delegasi DPD RI yang hadir di pertemuan 4th Meeting of Speakers of UERASIAN Countries Parliaments. Hadir dari DPD RI dalam pertemuan itu adalah Wakil Ketua DPD Damayanti Lubis serta sejumlah anggota, di antaranya Charles Simaremare, Achmad Budiono, Dede Iskandar, John Pieris, serta sejumlah anggota lainnya.

Saleem mengatakan satu agenda yang Pakistan minta untuk didukung Indonesia adalah terkait persoalan hak asasi manusia di Kasmir.  “Kami meminta Indonesia mendukung draft resolusi yang akan kami ajukan dalam pertemuan tersebut,” kata Saleem dalam pertemuan tersebut, Senin (23/9).

photo
Pertemuan DPD RI dengan Parlemen Pakistan

Situasi HAM di Kasmir, menurut Saleem, sangat memprihatinkan. sana sangat memprihatinkan. Menurutnya, kondisi masyarakat Kasmis sangat memprihatinkan mereka kekurangan makanan, medis, dan belakangan ini diberlakukan jam malam.

"Ada juga 20-30 pemuda dari Kasmir berada di tahanan-tahanan India,” ungkap Saleem.

Dalam persoalan Kasmir, masalah ini sudah hampir 50 tahun lebih, tapi sekarang ini telah berkembang menjadi persoalan HAM, Banyak kekurangan makanan, kesehatan. "Kami sangat mengharap dukungan resolusi,” ungkapnya.

photo
DPD RI dengan Parlemen Pakistan bertukar cinderamata, usai pertemuan.

Menanggapi permintaan tersebut Damayanti Lubis mengatakan, sejauh itu terkait dengan isu HAM baik yang terjadi di negara-negara muslim ataupun negara lain yang cinta perdamaian, maka Indonesia akan menindaklanjutinya.

Anggota DPD RI lainnya, Dede Iskandar mengatakan secara kelembagaan DPD RI akan memberikan dukungan secara kelembagaan.  Tidak saja pada isu Kasmir, tapi juga muslim Rohingya, Palestina.

"Dalam konteks penegakkan HAM itu sangat penting, selain karena hubungan baik Pakistan-Indonesia, namun juga hubungan komunitas muslim,” ungkapnya.

Investasi Pakistan

Selain berbicara masalah Kasmir, dalam pertemuan tersebut juga disinggung tentang kerja sama ekonomi dan investasi kedua negara. Saleem Manduiwalla mengatakan Pakistan  ingin mempererat hubungan dengan Indonesia. "Kami banyak berdiskusi dengan Dubes RI di Pakistan,” ungkapnya.

Saleem menyoroti persoalan kerja sama dalam hal pariwisata. Dikatakannya, selama ini Pakistan bekerja sama dengan baik terkait pariwisata dengan Thailand dan Malaysia. Namun dengan Indonesia dalam bidang pariwisata masih perlu ditingkatkan.

Dalam konteks ini, Parlemen Pakistan mengusulkan kemungkinan dibukanya penerbangan langsung Indonesia-Pakistan ataupun sebaliknya.

Selain itu, Saleem juga menyinggung tentang volume perdagangan Indonesia-Pakistan yang sudah melebihi 2 miliar dolar. Komuditas utama adalah minyak kelapa sawit, yang bisa diimpor dari Indonesia. Sementara dari Pakistan banyak mengekspor beras. Hal ini masih bisa dikembangkan. 

“Tapi kami ingin memperkuat dalam bidang kerja sama perdagangan,” ungkapnya.

Damayanti mengatakan akan menyampaikan ke pemerintah Indonesia untuk menindaklanjuti gagasan penerbangan dari Indonesia- Pakistan. Sehingga kerja sama pariwisata akan lebih baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement