REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ketua House of Representative AS Nancy Pelosi resmi menggelar penyelidikan pemakzulan Presiden AS Donald Trump. Pelosi akhirnya setuju menggelar langkah pemakzulan setelah ada tekanan dari anggota Partai Demokrat lainnya.
Penyelidikan ini mencari tahu apakah Trump menyelewengkan kekuasannya dan meminta bantuan kepada pemerintah asing untuk menjegal mantan wakil presiden Joe Biden dan membuatnya terpilih kembali sebagai presiden. Pelosi mengatakan tindakan semacam itu sebagai pengkhianatan atas sumpah jabatan.
"Langkah yang diambil presiden sangat mencederai konstitusi dan presiden harus bertanggung jawab. Tidak ada (orang) yang kebal hukum," kata Pelosi dalam pidato resminya di Washington, Selasa malam (24/9).
Pernyataan singkat Pelosi ini menjadi catatan sejarah tapi tidak menyajikan perkembangan yang dramatis. Ia mengakhiri kegaduhan di Capitol Hill setelah ada seorang whistleblower atau pembocor rahasia yang mengungkapkan langkah Trump.
Sebelumnya, ada laporan media Trump telah membekukan anggaran yang disetujui Kongres bagi Ukraina sementara mendesak negara itu agar menyelidiki Biden. Sejumlah media melaporkan Trump menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk menyelidiki Biden dan putranya, Hunter, yang pernah bekerja di sebuah perusahaan gas Ukraina.
Dakwaan ini dipimpin beberapa anggota parlemen partai Demokrat yang moderat. Banyak dari mereka memiliki latar belakang di bidang keamanan dan baru pertama kali duduk di kursi legislatif.
Penyelidikan yang mengarah pada pemakzulan ini menjadi konfrontasi paling mendesak dan konsekuensial antara Partai Demokrat dengan presiden. Penyelidikan ini juga menyuntikan ketidakpastian dalam pemilihan presiden 2020. Trump yakin upaya pemakzulan yang dipimpim oposisi akan meningkatkan dukungan terhadap partainya.
Pemakzulan adalah eskalasi yang langka dan dramatis yang akan membentuk kembali kepresidenan Trump yang sudah hancur ketika dia akan menghadapi pemilihan kembali. Trump menyampaikan tanggapan kasar di Twitter. Dia menuduh Demokrat melecehkan presiden.
"Hari yang sangat penting di PBB. Begitu banyak pekerjaan dan begitu banyak keberhasilan, dan Demokrat dengan sengaja menghancurkan dan merendahkannya dengan lebih banyak berita baru tentang sampah Pemburu Penyihir. Sangat buruk untuk negara kita!" Trump menulis di Twitter-nya dari New York ketika ia menghadiri sidang umum PBB di sana.
Dilansir di The Guardian, Rabu, setelah berbulan-bulan perlawanan dalam menghadapi seruan dari banyak sesama Demokrat di Washington, Pelosi memutuskan dugaan perilaku Trump dan penolakan pemerintahannya mematuhi permintaan kongres untuk memberi informasi dan kesaksian telah memaksa parlemen melakukan penyelidikan pemakzulan resmi.
Meluncurkan penyelidikan pemakzulan tidak selalu berarti parlemen akan memilih untuk menuntut presiden dengan kejahatan tinggi dan kesalahan hukum, meskipun itu kemungkinan hasilnya. Jika parlemen memang menuntut presiden, pasal-pasal pemakzulan kemudian akan dikirim ke Senat, yang dikendalikan oleh Partai Republik yang jarang memutuskan hubungan dengan Trump.
Selama berbulan-bulan, Pelosi dengan keras kepala menolak seruan melakukan pemakzulan Trump. Dia memberi tahu kolega di berbagai titik bahwa presiden tidak layak dimakzulkan dan ia lebih suka melihatnya di penjara daripada dimakzulkan.