Rabu 25 Sep 2019 09:21 WIB

Transkrip Percakapan Trump-Presiden Ukraina tak Bisa Dirilis

Trump berjanji akan merilis transkrip pembicaraannya dengan Presiden Ukraina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Presiden AS Donald Trump dalam konferensi pers di New York pada Kamis (26/9) waktu setempat.
Foto: AP Photo/Mary Altaffer
Presiden AS Donald Trump dalam konferensi pers di New York pada Kamis (26/9) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berjanji akan merilis transkrip pembicaraannya dengan Presiden Ukraina. Sambungan telepon itu memicu Ketua House of Representative Nancy Pelosi menggelar penyelidikan pemakzulan.

Namun, mantan pejabat Gedung Putih dan keamanan nasional mengatakan rincian pembicaraan tersebut tampaknya tidak bisa dirilis secara langsung atau verbatim. Karena standar protokol Gedung Putih, kemungkinan transkrip sambungan telepon presiden dan pemimpin dunia lain disatukan dengan catatan tertulis pejabat yang mendengarkan pembicaraan tersebut.

Baca Juga

Seorang mantan pejabat Dewan Keamanan Nasional AS (NSC), Rabu (25/9), mengatakan, standarnya, pembicaraan presiden dengan pemimpin dunia lain tidak direkam. Tapi dicatat oleh satu atau dua orang dari NSC. Pencatat atau notulen pembicaraan tersebut biasanya anggota Badan Pusat Intelijen AS (CIA) yang ditunjuk NSC. 

Mantan pejabat itu mengatakan catatan itu berfungsi sebagai rekaman utama panggilan telepon presiden dan pemimpin negara lain. Ia tidak tahu apakah Trump meminta adanya rekaman elektronik dalam pembicaraan tersebut atau tidak.

Trump mengatakan akan merilis rekaman pembicaraannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy secara lengkap, tidak rahasia dan tidak direduksi, Selasa (24/9) . Trump dituduh menekan Zelenskiy untuk menyelidiki rival politiknya Joe Biden dalam sambungan telepon tersebut.

photo
Presiden terpilih Ukraina Volodymyr Zelenski di Kiev, Ukraina, 21 April 2019.

Di media sosial Twitter, Trump mengatakan transkrip itu akan menunjukkan. Pembicaraannya dengan Zelenskiy sangat pantas.

Mantan asisten menteri pertahanan masa pemerintahan Barack Obama, Evelyn Farkas mengatakan rekaman tidak hanya berdasarkan dari catatan, tapi transkrip itu tidak lengkap. Sebab pencatat pembicaraan biasanya tidak menulis isu-isu yang dapat menjadi kontroversi bila muncul ke publik.

"Biasanya notulen akan menulis tentang apa yang dikatakan atasan dengan cara yang tidak mempermalukan atasan mereka," kata Farkas.

Salah seorang mantan pejabat Gedung Putih lainnya juga sependapat. Tampaknya tidak akan ada rekaman elektronik dalam sambungan telepon itu.

"Tidak ada rekaman fisik tapi ada banyak orang yang mendengarkan dan membuat catatan kontemporer panggilan telepon semacam itu, ketika ada membacanya tampaknya hampir seperti transkrip," kata mantan pejabat Gedung Putih tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement