Rabu 25 Sep 2019 10:40 WIB

Dua Tokoh Partai Republik Dukung Pemakzulan Trump

Trump diketahui menekan Presiden Ukraina untuk menjegal lawan politiknya, Joe Biden.

Politikus Partai Republik AS Joe Walsh (kiri) dan mantan gubernur Massachusetts Bill Weld merespons pertanyaan media usai debat pendahuluan kepresidenan, Selasa (24/9). Kedua setuju upaya pemakzualan Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP Photo/Julius Constantine Motal
Politikus Partai Republik AS Joe Walsh (kiri) dan mantan gubernur Massachusetts Bill Weld merespons pertanyaan media usai debat pendahuluan kepresidenan, Selasa (24/9). Kedua setuju upaya pemakzualan Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dua dari tiga tokoh Partai Republik yang menantang Donald Trump untuk menjadi calon partai mereka mendukung upaya pemakzulan terhadap presiden Amerika Serikat tersebut dalam sebuah debat, Selasa (24/9).

Politikus Republik Joe Walsh dan Bil Weld mengeluarkan komentar itu saat Dewan Perwakilan Rakyat AS berencana melancarkan penyelidikan resmi pemakzulan terhadap Trump mengenai laporan ia meminta bantuan Ukraina untuk menodai calon utama Demokrat untuk pemilihan presiden, Joe Biden.

Baca Juga

"Lompatan Ukraina di sebelah presiden adalah gabungan pengkhianatan, suap dan pelanggaran dan kejahatan besar lain. Satu hal yang benar-benar jelas ialah itu adalah dasar untuk pemecatan dari jabatan," kata Weld, mantan Gubernur Massacusetts.

Walsh, pembawa acara tayang-bincang dan mantan anggota Kongres AS dari Illinois, setuju. "Donald Trump tidak layak. Presiden Amerika Serikat akan layak untuk dimakzulkan sesegera mungkin," katanya selama satu debat yang dituanrumahi oleh jejaring Business Insider.

Acara di New York tidak disetujui oleh Partai Republik, yang telah memberi dukungan penuhnya kepada Trump. Ia tidak ikut dan juga di Twitter menyebut penyelidikan pemakzulan 'sampah Perburuan Penyihir'.

Trump telah menepis upaya pemakzulan itu sebagai lelucon dan bahan tertawaan. Ketika diminta menjelaskan keputusan Trump untuk tidak ikut dalam debat itu, seorang Wakil Direktur Komunikasi kampanye Trump, Erin Perrine mengatakan hal itu tak berarti. Mantan Gubernur South Carolina dan anggota Kongres Mark Sanford, penantang ketiga Trump, mengatakan ia tak menghadiri debat itu karena benturan jadwal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement