Kamis 26 Sep 2019 03:15 WIB

Israel Tangkap Menteri Palestina untuk Yerusalem

Penangkapan pejabat Palestina di Yerusalem cukup sering dilakukan Israel.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah
Penjara Israel (ilustrasi)
Foto: EPA/Oliver Weiken
Penjara Israel (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Polisi Israel mengatakan telah menangkap menteri Palestina urusan Yerusalem Fadi al-Hadami. Alasan penangkapan itu karena melakukan kegiatan politik di Yerusalem Timur.

Fadi al-Hadami dituduh melanggar hukum yang melarang kegiatan politik di Yerusalem oleh Otoritas Palestina (PA) yang berbasis di Tepi Barat yang diduduki Israel. Juru bicara polisi Israel Micky Rosenfled mengatakan al-Hadami ditahan Rabu pagi (25/9).

Baca Juga

Gubernur Yerusalem yang ditunjuk PA Adnan Gheit saat ini juga sedang dicari karena pelanggaran yang sama. Pejabat Palestina Adnan Husseini mengatakan, penangkapan itu dimaksudkan untuk menghentikan kegiatan sosial dan budaya.

Penangkapan terhadap al-Hadami bukan kali pertama. Dia terakhir ditangkap dengan alasan yang sama pada Juni. Dilansir i Al Arabiya, pengacara al-Hadami, Mohammad Jbara mengatakan pada penangkapan Juni lalu kliennya dibebaskan otoritas Israel setelah diinterogasi.

Polisi mengajukan pertanyaan kepada al-Hadami seputar kegiatannya mendampingi Presiden Chile Sebastian Pinera mengunjungi Masjid Al-Aqsha. Kegiatan tur ke kompleks Al-Aqsha membuat otoritas Israel geram karena tidak sesuai dengan kesepakatan yang ada.

Penangkapan pejabat Palestina di Yerusalem cukup sering dilakukan Israel. Pada Februari lalu, Ghaith juga pernah ditangkap oleh Israel tanpa alasan jelas.

Kejadian itu kali kedua Israel menangkap Ghaith. Pada Oktober 2018, Israel juga pernah menangkapnya dan kepala badan intelijen Palestina Jihad al-Faqih. Mereka ditahan dengan alasan mempublikasikan nama-nama yang terlibat dalam proses penjualan rumah untuk para pemukim Yahudi di lingkungan Muslim di Yerusalem.

PA menunjuk pejabat untuk Yerusalem timur hasil dari keputusan Israel pada tahun 1967 dan kemudian terjadi pencaplokan wilayah. Jabatan tersebut hanya mengurusi kegiatan harian yang sebagian besar hanya simbolis, karena Israel mempertahankan pengaturan penuh atas kota tersebut.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement