REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dalam pidatonya di Sidang Umum PBB Presiden Iran Hassan Rouhani mengajak negara-negara tetangganya di Teluk Persia untuk bersatu. Rouhani juga mengencam intervensi Amerika Serikat (AS) di kawasan.
"Tetangga datang dulu, lalu kemudian rumah sendiri, kami bertetangga satu sama lain dan tidak dengan Amerika Serikat," kata Rouhani, Kamis (26/9).
Kepada tetangga-tetangga Iran, Rouhani mengatakan nasib mereka saling terkait. Ia menambahkan aliran minyak yang bebas 'dapat dijamin ketika seluruh negara di kawasan aman'.
Stasiun televisi Iran menyiaran langsung pidato Rouhani untuk 80 juta rakyat Iran. Mereka yang tengah kesulitan karena sanksi-sanksi AS terhadap Iran. Karena sanksi-sanksi itu kemampuan Negeri Seribu Muallah menjual minyak ke luar negeri terbatas dan membuat perekonomian mereka terperosok.
Upaya diplomatik Eropa untuk mempertahankan kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) masih belum berhasil. Eropa belum mampu membantu Iran untuk melakukan perdagangan tanpa melanggar sanksi AS seperti yang telah mereka janjikan.
Sebelum Rouhani berpidato sisa negara yang penandatangan JCPOA yakni Rusia, Inggris, Cina, Prancis, Jerman, dan Iran menekankan mereka masih mencoba untuk mempertahankan perjanjian itu. Walaupun sudah berbulan-bulan, kata Rouhani, sampai kini Iran masih hanya mendengar kata-kata idnah.
"Eropa tidak bisa dan tidak mampu untuk memenuhi komitmennya, kesabaran kami ada batasnya," kata Rouhani.
Posisi Eropa tampaknya sudah bergesar setelah serangan terhadap dua infrastruktur Arab Saudi pada 14 September lalu. AS dan Arab Saudi menuduh Iran sebagai dalang serangan yang diklaim kelompok Houthi di Yaman itu.
Dalam pernyataan gabungan pekan ini Inggris, Prancis, dan Jerman bergabung dengan AS. Mereka juga menyalahkan Iran atas serangan itu. Tiga negara tersebut mengatakan sudah waktunya bagi Iran untuk menerima negosiasi dalam isu program rudal dan keamanan regional.
Dua isu utama yang membuat Trump menarik AS dari JCPOA tahun lalu. Dalam pidatonya di PBB, Trump membuka kemungkinan kerja sama diplomatik dengan Iran.
Sebelum mengakhiri pidatonya Rouhani juga mengisyaratkan masih ada ruang untuk berdiplomasi. "Mari kembali pada keadilan, pada perdamaian, pada hukum, komitmen dan janji dan pada akhirnya meja negosiasi," kata Rouhani.