"Keamanan di Arab Saudi bisa terjamin jika (Arab Saudi) berhenti menyerang Yaman, daripada mengundang pihak asing," kata Hassan Rouhani dalam pidatonya di hadapan Sidang Umum PBB di New York hari Rabu (26/9).
Presiden Iran mengajak negara-negara di kawasan Timur Tengah bergabung dalam sebuah "koalisi harapan" untuk menandingi upaya AS yang ingin menggalang koalisi Barat melawan Iran.
Hassan Rouhani juga mengecam sanksi ekonomi AS terhadap negaranya. Dia mengatakan tidak akan ada negosiasi dengan AS selama sanksi ekonomi terhadap negaranya diberlakukan.
"Saya ingin mengumumkan bahwa respons kami terhadap setiap bentuk negosiasi selama dijatuhi sanksi adalah negatif," tandasnya seraya menambahkan bahwa AS harus mencabut sanksi untuk membuka jalan bagi perundingan mengenai kesepakatan nuklir.
"Kami berkomitmen untuk kesepakatan nuklir ... tetapi kesabaran Iran memiliki batas," tegas Hassan Rouhani.
Presiden AS Donald Trump tahun lalu secara sepihak menyatakan AS menarik diri dari Kesepakatan Atom dengan Iran dari tahun 2015. Kekuatan-kekuatan Eropa menentang langkah Trump, termasuk penerapan sanksi ekonomi AS, dan berupaya menjaga kesepakatan itu tetap hidup. Namun hingga Eropa kini gagal mengajak Trump mengubah pendiriannya.
Pertumbuhan ekonomi Iran "mengesankan"
Hassan Rouhani memperingatkan bahwa "satu kesalahan saja" di Kawasan Teluk bisa "memicu kebakaran besar". "Ketegangan dan konflik membuat wilayah itu "berada di tepi kehancuran," ujar Presiden Iran itu. Dalam waktu bersamaan ia menyerukan kepada Arab Saudi untuk mengakhiri serangannya di Yaman.
"Keamanan Arab Saudi akan terjamin dengan penghentian agresi di Yaman, daripada dengan mengundang orang asing," kata Rouhani. Dia juga menambahkan, bahwa keamanan regional adalah tanggung jawab negara-negara di kawasan, bukan AS.
"Keamanan tidak akan tercipta dengan senjata dan intervensi Amerika," katanya. "Keamanan tidak dapat dibeli atau disediakan oleh pemerintah asing". Rouhani menyerukan agar PBB turut membentuk "koalisi harapan" di wilayah Teluk Persia untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan bagi semua negara.
Rouhani menyebut sanksi AS terhadap negaranya sebagai "yang paling keras dalam sejarah." Dia menyebutkan, Washington telah "membuat banyak upaya" untuk "menghilangkan Iran dari keuntungan berpartisipasi dalam ekonomi global." Meskipun ada pembatasan yang dibuat oleh AS, pertumbuhan ekonomi Iran tetap mengesankan, kata Hassan Rouhani.
hp/as (afp, rtr,ap)