REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Luar Negeri China kembali membantah terlibat dalam serangan siber, Jumat (27/9). Sebelumnya, Kantor Berita AFP Prancis menerbitkan laporan yang mengaitkan China pada serangan terhadap perusahaan pembuat pesawat, Airbus.
“China dengan tegas menentang bentuk serangan siber apa pun. Laporan tersebut tidak bertanggung jawab, tidak profesional, dan punya maksud tersembunyi,” kata Humas Kementerian Luar Negeri Geng Shuang dalam keterangan kepada wartawan.
Serangkaian serangan siber terhadap Airbus pada beberapa bulan yang lalu dilakukan melalui sistem komputer milik penyuplai dan pihak keamanan mengaitkannya ke China, Kamis (26/9). Humas Airbus menyebut perusahaan menyadari sesuatu terjadi pada sistem siber mereka. Dan sebagaimana pelaku industri utama yang berteknologi tinggi, Airbus menjadi target aksi kejahatan.
Airbus secara terus-menerus memonitor ancaman semacam itu melalui sistem pendeteksi dan dapat segera mengambil sikap yang sesuai untuk melindungi diri kapan saja.