Ahad 29 Sep 2019 04:14 WIB

Puluhan Meninggal Akibat Banjir di India Utara

Curah hujan tak henti-hentinya turun dalam kurun 24 hingga 48 jam terakhir.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Israr Itah
Banjir yang melanda negara bagian Uttar Pradesh di bagian utara India, Sabtu (28/9).
Foto: AP Photo/Rajesh Kumar Singh
Banjir yang melanda negara bagian Uttar Pradesh di bagian utara India, Sabtu (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan orang meninggal dan ribuan dipindahkan ke tenda-tenda bantuan setelah hujan lebat hingga mengakibatkan banjir di negara bagain Uttar Pradesh, India Utara. Daerah itu memiliki penduduk terpadat yang tinggal di tepi dua sungai utama, Gangga dan Yamuna.

Curah hujan tak henti-hentinya turun dalam kurun 24 hingga 48 jam terakhir. Tingginya curah hujan disebut sebagai yang paling parah di negara tersebut.

"Kami telah mengonfirmasi 44 kematian hingga larut malam kemarin. Pihak berwenang fokus pada pekerjaan penyelamatan dan bantuan di daerah-daerah yang terkena bencana," kata Wakil Ketua Otoritas Manajemen Bencana Negara Ravindra Pratap Sahi, seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (28/9).

"Kami telah memindahkan ribuan orang ke tempat penampungan karena ada perkiraan hujan lebat dalam 48 jam ke depan di sebagian besar distrik yang terkena dampak," kata Sahi.

Juru bicara Departemen Manajemen dan Penanggulangan Bencana Sandhaya Kureel menyampaikan kepada Associated Press, jumlah korban jiwa lebih besar. Kureel menyebut korban jiwa yang telah meninggal mencapai 59 orang.

Kureel mengatakan sebagian besar korban yang meninggal diakibatkan sejumlah faktor. Dia mengatakan, rata-rata korban yang meninggal terkena reruntuhan rumah, tersambar petir, dan tenggelam di Uttar Pradesh.

"Setidaknya lima orang juga tewas akibat gigitan ular di daerah banjir," katanya.

Selain itu, Varanasi yang terkenal sebagai kota suci juga dilanda hujan deras hingga air mencapai setinggi 19 cm pada Kamis dan Jumat. Akibatnya, air membanjiri area pemandian Sungai Gangga yang digunakan oleh ribuan peziarah Hindu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement