Ahad 29 Sep 2019 22:51 WIB

KJRI Desak Hong Kong Selidiki Tertembaknya Wartawan WNI

Wartawan Indonesia Veby Mega terkena peluru karet saat liput demonstrasi di Hong Kong

Seorang pengunjuk rasa menggunakan raket tenis untuk mengembalikan tabung gas air mata ketika polisi anti huru hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa di Hong Kong, Cina, Ahad (15/9).
Foto: EPA-EFE/VIVEK PRAKASH
Seorang pengunjuk rasa menggunakan raket tenis untuk mengembalikan tabung gas air mata ketika polisi anti huru hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa di Hong Kong, Cina, Ahad (15/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Konsulat Jenderal RI di Hong Kong mendesak aparat setempat melakukan penyelidikan atas tembakan peluru karet yang mengenai seorang wartawan Indonesia. Saat ini kondisi wartawan tersebut sadar dan masih dalam perawatan dokter.

"Kami telah berkomunikasi dengan otoritas Hong Kong mengenai kronologis dan meminta penyelidikan lebih lanjut mengenai kejadian ini," kata Konsul Jenderal RI untuk Hong Kong Ricky Suhendar dalam keterangan tertulisnya kepada ANTARA di Beijing, Cina, Ahad (29/9) malam.

Dalam keterangan tertulis tersebut, KJRI mengungkapkan bahwa seorang perempuan berkewarganegaraan Indonesia bernama Veby Mega terkena tembakan peluru karet di dekat mata saat sedang melakukan kegiatan jurnalistik terkait aksi demonstrasi di kawasan Wanchai, Hong Kong, Ahad.

Pihak KJRI telah melaporkan insiden tersebut kepada Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi di Jakarta. "Ibu Menlu telah menugaskan tim KJRI Hong Kong untuk segera memberikan bantuan ke rumah sakit," ujarnya didampingi Kanselari KJRI Hong Kong Mandala S Purba.

Menurut Konjen, tim perlindungan WNI telah bergerak ke rumah sakit tempat korban dirawat akibat insiden tersebut. "Saat ini kondisi Veby dalam keadaan sadar dan masih dalam perawatan dokter," ujar Ricky.

Pihak KJRI Hong Kong akan terus memberikan pendampingan dan bantuan kepada korban selama perawatan di rumah sakit.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement