REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Arab Saudi menyumbangkan dana sebesar 50 juta dolar AS atau sekitar Rp 708 miliar (dengan kurs Rp 14.165 per dolar AS) untuk program inti Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Dana dari Riyadh cukup membantu UNRWA yang sedang diterpa krisis keuangan.
Di sela-sela sidang Majelis Umum PBB di New York akhir pekan lalu, Menteri Luar Negeri Saudi Ibrahim bin Abdulaziz al-Assaf melakukan pertemuan dengan Komisaris Jenderal UNRWA Pierre Krahenbuhl. Pada kesempatan itu, Ibrahim menegaskan kembali posisi negaranya sebagai salah satu pendukung politik dan keuangan terkuat UNRWA.
Ibrahim mengakui betapa penting dan vitalnya pekerjaan yang dilakukan UNRWA untuk para pengungsi Palestina. Krahenbuhl pun menyambut kontribusi dana dari Saudi.
“Donasi yang diperbarui dan murah hati oleh Kerajaan Saudi sangat penting bagi instansi kami,” kata dia, dilansir dari WAFA.
Menurut Krahenbuhl, dana bantuan Saudi akan memungkinkan UNRWA mempertahankan layanan pendidikan bagi 532 ribu siswa Palestina serta layanan inti lainnya bagi pengungsi. “Kami sangat berterima kasih atas kemitraan dan kerja sama yang dinamis dengan Kerajaan (Saudi),” ujarnya.
UNRWA menghadapi krisis sejak AS memutuskan menghentikan pendanaan atau kontribusi tahunannya untuk lembaga tersebut tahun lalu. AS diketahui merupakan negara donor terbesar bagi UNRWA karena menyumbang rata-rata 300 juta dolar AS setiap tahun.
Namun, UNRWA masih mampu bertahan berkat adanya dukungan dan sokongan dari sejumlah negara, seperti Arab Saudi, Jepang, Inggris, Swedia, Jerman, Kanada, Australia, Qatar, dan Kuwait. Uni Eropa pun masih berkomitmen membantu misi kemanusiaan UNRWA.