REPUBLIKA.CO.ID, THESSALONIKI -- Imigran di Yunani melakukan protes di kamp pengungsian di pulau Lesbos, Yunani. Mereka membakar dan bentrok dengan polisi hingga jatuh korban meninggal satu orang, Ahad (29/9).
Menurut polisi, demonstrasi tersebut muncul karena para imigran menuntut dipindahkan ke daratan Yunani. Mereka tinggal di kamp yang penuh sesak berisi sekitar 12 ribu imigran. Kebanyakan pengungsi yang merupakan warga Afghanistan ditempatkan di ruang yang dirancang untuk 3.000 orang.
Kondisi ini menimbulkan unjuk rasa dan berbuah bentrok dan pembakaran dengan petugas keamanan hingga menimbulkan korban jiwa. Atas kejadian itu, Wakil Menteri Perlindungan Warga Negara Lefteris Oikonomou akan mengunjungi Lesbos.
"Situasinya tegang. Ada informasi tentang ibu yang meninggal dan anaknya. Kami belum bisa memastikannya," kata Wali Kota Lesbos Stratis Kytelis, dikutip dari Aljazirah, Senin (30/9).
Korban yang meninggal akibat terbakar sudah dibawa ke rumah sakit setempat. Ada informasi tambahan tentang korban meninggal lainnya yang masih belum dikonfirmasi.
"Kami turun beduka atas kesedihan yang mendalam atas informasi hilangnya seorang wanita dan seorang anak dalam kebakaran [Lesbos] hari ini," ujar
Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) Yunani melalui Twitter.
Juru bicara kepolisian Yunani Theodoros Chronopoulos mengatakan, para imigran mulai unjuk rasa dengan menyalakan api di kebun zaitun luar kamp tepat sebelum pukul 17.00 waktu setempat. Beberapa menit kemudian, imigran lain melakukan hal sama di dalam kamp. Kytelis mengatakan kedua kebakaran itu kemudian dapat dipadamkan.