Senin 30 Sep 2019 12:45 WIB

China Desak Perang Dagang Diatasi dengan Tenang dan Rasional

Perselisihan antara China dan AS tidak hanya seputar perdagangan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Seorang pria menggunakan ponselnya di depan toko Huawei di Beijing, China.
Foto: AP Photo/Ng Han Guan
Seorang pria menggunakan ponselnya di depan toko Huawei di Beijing, China.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China berharap Beijing dan Washington dapat menyelesaikan perselisihan dagang mereka dengan sikap tenang dan rasional. Hal ini dikatakan Wakil Menteri Perdagangan China Wang Shouwen menjelang pertemuan kedua belah pihak.

Dalam satu tahun terakhir Amerika Serikat (AS) dan China terlibat perang dagang. Mereka meningkatkan bea cukai senilai ratusan miliar dolar terhadap komoditas masing-masing. Perselisihan ini mengguncang pasar keuangan dan mengancam pertumbuhan ekonomi global. 

Baca Juga

Perundingan tingkat tinggi antara kedua perekonomian terbesar di dunia itu diprediksi akan digelar pada 10 dan 11 Oktober di Washington. Dari pihak China akan dipimpin penasihat ekonomi Presiden Xi Jinping, yakni Wakil Perdana Menteri Liu He.

Wang yang juga bagian dari tim negosiasi China mengatakan Liu akan datang ke Washington untuk perundingan itu. Wakil perdana menteri akan datang setelah hari Libur Nasional Peringatan Hari Kemerdekaan China yang akan berakhir pada 7 Oktober.

"Kami yakin hal ini akan bermanfaat bagi rakyat kedua negara dan dunia," kata Wang, Senin (30/9).

Ia berharap kedua belah pihak dapat menemukan cara untuk mengatasi perbedaan mereka. Pemerintahan Presiden Donald Trump mempertimbangkan mengambil langkah radikal untuk menekan Beijing termasuk kemungkinan mengeluarkan perusahaan China dari bursa efek AS.

Kantor berita Reuters melaporkan langkah ini untuk memperluas upaya membatasi perusahaan China melakukan investasi di AS karena semakin meningkatnya kekhawatiran atas aktivitas mereka. China menyerang balik kritik AS tentang sedikitnya akses bagi perusahaan AS masuk pasar Negeri Tirai Bambu.

Menurut AS, perusahan-perusahaan mereka dipaksa mengalihkan teknologinya ke perusahaan China dan Beijing tidak menyediakan perlindungan hak intelektual yang memadai. Wang kembali menegaskan kembali China akan membuka lebih banyak sektor ekonomi ke investor luar negeri. Ia juga kembali mengatakan kebijakan perlindungan hak intelektual perusahaan asing di negaranya tidak akan berubah.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan China Zhong Shan mengatakan perusahaan-perusahaan China menghadapi kesulitan karena perselisihan perdagangan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Dalam konferensi pers di Beijing, Zhong mengatakan China akan memperluas impor dan langkah untuk menstabilkan perdagangan yang akan mengeluarkan hasil positif.

Namun, ia tidak memberikan rincian langkah-langkah apa saja yang akan diambil. Perselisihan antara China dan AS tidak hanya seputar perdagangan. AS juga mengkritik isu hak asasi manusia, termasuk unjuk rasa di Hong Kong, sengketa Laut China Selatan dan dukungan AS terhadap Taiwan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement